Mohon tunggu...
Najwa Tita Nurfaiza
Najwa Tita Nurfaiza Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa uin malang

Hobi saya menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kendala Belajar pada Anak Usia Pertengahan dan Akhir

5 Desember 2024   21:48 Diperbarui: 5 Desember 2024   22:00 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anak usia pertengahan dan akhir (biasanya merujuk pada anak sekolah menengah pertama dan atas) mengalami perkembangan kognitif, sosial, dan emosional yang signifikan.  Perkembangan ini, meskipun positif, juga dapat memunculkan berbagai kendala dalam proses belajar mereka.  Artikel ini akan membahas beberapa kendala tersebut, beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dan strategi penanganannya.

 Perkembangan Kognitif dan ImplikasinyaMasa pertengahan dan akhir kanak-kanak merupakan periode transisi penting menuju pemikiran abstrak. Anak mulai mampu berpikir kritis, memecahkan masalah kompleks, dan memahami konsep-konsep abstrak. Namun, kemampuan ini masih berkembang, dan ketidakmatangan kognitif dapat menjadi kendala. Contohnya:

 - Kesulitan memahami konsep abstrak: Beberapa mata pelajaran, seperti matematika tingkat lanjut atau fisika, memerlukan pemahaman konsep abstrak yang mungkin masih sulit bagi sebagian anak.

- Kurangnya strategi belajar yang efektif: Anak mungkin belum mengembangkan strategi belajar yang efektif, seperti manajemen waktu, pengambilan catatan, atau teknik mengingat informasi.

- Perkembangan kecepatan berpikir yang berbeda: Kecepatan perkembangan kognitif setiap anak berbeda. Anak yang perkembangan kognitifnya lebih lambat mungkin mengalami kesulitan mengikuti pelajaran.

 Faktor Sosial dan Emosional

 Faktor sosial dan emosional juga berperan besar dalam keberhasilan belajar. Pada usia ini, anak menghadapi tekanan sosial yang meningkat, termasuk:

 - Tekanan akademik: Persaingan akademik yang ketat dan ekspektasi tinggi dari orang tua, guru, dan teman sebaya dapat menimbulkan stres dan kecemasan.

- Masalah sosial: Perundungan (bullying), konflik dengan teman sebaya, atau kesulitan beradaptasi di lingkungan sekolah dapat mengganggu konsentrasi dan motivasi belajar.

- Perubahan hormonal: Perubahan hormonal pada masa pubertas dapat memengaruhi suasana hati, konsentrasi, dan motivasi belajar. Anak mungkin mengalami fluktuasi emosi yang signifikan, yang dapat mengganggu proses belajar.

- Kurangnya dukungan sosial: Kurangnya dukungan dari keluarga atau teman sebaya dapat memperburuk kendala belajar yang dialami anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun