Baru-baru ini, beredar video di media sosial. Sebuah konser musik, Lentera Festival yang diadakan di Kabupaten Tangerang, pada minggu (23/6) berakhir dengan sangat ricuh, dengan para penonton yang membakar panggung. Terjadi dikarenakan NDX AKA dan Guyon Waton gagal tampil di acara tersebut.Â
NDX AKA dan Guyon Waton gagal tampil lantaran panitia penyelenggara tak kunjung melunasi pembayaran dan ketua panitia membawa kabur uang penyelenggara seratus juta. Kini ketua panitia sudah diamankan di Lebak, Banten pada Rabu (26/06).
Akibatnya penonton merasa kecewa hingga membakar venue acara. Kerugian yang dialami pihak vendor Lentera Festival sangat besar hingga ratusan juta rupiah.
Ketua panitia konser, pria bernama MDPA (27) ditangkap polisi dan dijadikan tersangka. Tersangka mengaku sempat kabur ke Lebak dengan dalih menenangkan diri.
"Jadi yang bersangkutan melarikan diri ke daerah Kabupaten Lebak. kemudian itu di lokasi tempat 'paniisan' kalau bahasa Sunda. Paniisan itu tempat menenangkan diri. Itu rumah yang memang mengenal, makanya ke sana," kata Arief.
"Jadi bahasa menenangkan diri itu untuk menghindari dicari orang, menenangkan diri di tempat saudara ini. Pelaku melarikan diri untuk menghindari pertanggungjawaban hukum," lanjutnya.
Tindakan yang dilakukan MDPA sudah merugikan berbagai pihak terutama penonton. Hal ini berkaitan dengan nilai pancasila keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.
MDPA mementingkan diri sendiri dengan membawa uang ratusan juta yang seharusnya untuk membayar NDX AKA dan Guyon Waton sebagai guest star. Penonton marah hingga kecewa karena bintang yang ditunggu gagal tampil.
Sebagai ketua panitia konser pasti memiliki tanggungjawab lebih yang diemban. MDPA menghilangkan kepercayaan orang disekitarnya dan kini sudah diamankan oleh pihak berwajib. Ini menjadi pukulan telak saat memilih ketua yang dapat bertanggungjawab sepenuhnya dari awal hingga akhir.
Artikel ini ditulis oleh Najwa Talita Mubarak, Erlangga Putra Maulana, dan Dominggas Ximenes Alves. Mahasiswa Universitas Pamulang, jurusan Ilmu Komunikasi, mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.