Mohon tunggu...
najwa syabilla
najwa syabilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Topik konten favorit saya adalah tentang teknologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hambatan Utama dalam Menerapkan Program Pendidikan Vokasional yang Berorientasi pada Keterampilan dan Patriotisme

22 Agustus 2024   21:52 Diperbarui: 22 Agustus 2024   23:10 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan vokasional adalah bagian penting dalam sistem pendidikan nasional serta mempunyai posisi yang strategis dalam menghasilkan sumber daya manusia maupun tenaga kerja yang berkualitas serta terlibat aktif dalam dunia usaha dan dunia industri. Pendidikan vokasional seharusnya dapat memberikan suatu kesadaran serta secara aktif memiliki tanggung jawab besar dalam mengembangkan sumber daya manusia agar dapat mengisi lapangan pekerjaan dengan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang tinggi. 

Saat ini dunia industri dapat berperan dalam penyelarasan kurikulum, pemetaan kebutuhan keahlian, membangun kompetensi SDM melalui suatu proses pendidikan yang produktif, implementasi pembelajaran berstandar industri, penguatan life skill di industri serta interprenership di perguruan tinggi. Pemagangan kerja, penguatan kompetensi dan lembaga, serta pelaksanaan sertifikasi dan penyerapan lulusan.

Dalam menerapkan program pendidikan vokasional yang berorientasi pada keterampilan dan patriotisme, terdapat beberapa hambatan utama, antara lain: 

1. Kurangnya Dukungan Pemerintah:

Kebijakan dan regulasi yang tidak mendukung pendidikan vokasional sering kali menjadi kendala. Pendanaan yang terbatas atau kurangnya perhatian terhadap sektor ini dapat menghambat pengembangan program yang efektif.

2. Stigma Sosial: 

Pendidikan vokasional sering kali dipandang sebelah mata dibandingkan dengan pendidikan akademik. Hal ini dapat mengurangi minat siswa untuk memilih jalur ini.

3. Kurangnya Fasilitas dan Infrastruktur:

Banyak sekolah vokasional yang tidak memiliki peralatan dan fasilitas yang memadai untuk praktik. Ini dapat menghambat proses pembelajaran dan penguasaan keterampilan.

4. Ketidakcocokan Kurikulum dengan Kebutuhan Industri: 

Kurikulum yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dapat menyebabkan lulusan kesulitan mendapatkan pekerjaan. Perlu ada kolaborasi yang lebih baik antara institusi pendidikan dan industri.

5. Minimnya Kesadaran tentang Patriotisme: Mengintegrasikan nilai-nilai patriotisme dalam kurikulum pendidikan vokasional memerlukan pendekatan yang sistematis. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya nilai-nilai ini dapat menjadi hambatan.

6. Resistensi terhadap Perubahan:

 Adanya resistensi dari berbagai pihak, baik dari institusi pendidikan maupun masyarakat, terhadap perubahan dalam pendekatan pendidikan dan kurikulum dapat menghambat implementasi program baru.

7. Akses dan Kesempatan yang Tidak Merata:

Terdapat ketidakmerataan dalam akses pendidikan vokasional, terutama di daerah terpencil, yang dapat mengakibatkan ketidakadilan dalam kesempatan belajar.

Pemerintah dari sisi pendidikan tinggi, masih terus berusaha merevitalisasi penting vokasional misalnya melalui pendirian akademik, komunitas dan pelatihan keterampilan. Namun data dari Dikti menyebutkan terdapat 275 politeknik di Indonesia dengan jumlah hampir 6% dari papa jumlah perguruan tinggi di seluruh Indonesia dengan jumlah mahasiswa 5,2% dari total seluruh mahasiswa di Indonesia dan dengan jumlah rata-rata lulusan per tahun 3885 lulusan. Daripada laporan pelaksanaan, nyanyikan Bekasi masih kurang dukungan. Perbatasan anggaran jumlah, institusi lokasi masih rendah, hingga stigma masyarakat memandang remeh lulusan vokasi

Mengatasi hambatan-hambatan ini memerlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor industri untuk menciptakan program pendidikan vokasional yang efektif dan relevan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun