5. Minimnya Kesadaran tentang Patriotisme: Mengintegrasikan nilai-nilai patriotisme dalam kurikulum pendidikan vokasional memerlukan pendekatan yang sistematis. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya nilai-nilai ini dapat menjadi hambatan.
6. Resistensi terhadap Perubahan:
 Adanya resistensi dari berbagai pihak, baik dari institusi pendidikan maupun masyarakat, terhadap perubahan dalam pendekatan pendidikan dan kurikulum dapat menghambat implementasi program baru.
7. Akses dan Kesempatan yang Tidak Merata:
Terdapat ketidakmerataan dalam akses pendidikan vokasional, terutama di daerah terpencil, yang dapat mengakibatkan ketidakadilan dalam kesempatan belajar.
Pemerintah dari sisi pendidikan tinggi, masih terus berusaha merevitalisasi penting vokasional misalnya melalui pendirian akademik, komunitas dan pelatihan keterampilan. Namun data dari Dikti menyebutkan terdapat 275 politeknik di Indonesia dengan jumlah hampir 6% dari papa jumlah perguruan tinggi di seluruh Indonesia dengan jumlah mahasiswa 5,2% dari total seluruh mahasiswa di Indonesia dan dengan jumlah rata-rata lulusan per tahun 3885 lulusan. Daripada laporan pelaksanaan, nyanyikan Bekasi masih kurang dukungan. Perbatasan anggaran jumlah, institusi lokasi masih rendah, hingga stigma masyarakat memandang remeh lulusan vokasi
Mengatasi hambatan-hambatan ini memerlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor industri untuk menciptakan program pendidikan vokasional yang efektif dan relevan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H