Kini Aku terbaring lemah di kasurku. Aku hanya bisa menangis semalaman. Dan entah kenapa hari ini Aku merasa bila tubuhku sedikit panas. Mungkin Aku demam. Untungnya hari ini tepat hari minggu. Kurebahkan tubuhku yang terasa panas ini dikasur. Aku berusaha untuk meluruskan akalku dan kembali berpikir sehat. Ya.. entah kenapa sejak kemarin akalku menjadi tidak sehat. Aku terus-menerus mengingat hal yang tidak-tidak. Aku bahkan tidak tahu mengapa Aku berpikir seperti itu.
      Terdengar suara ketukan di pintu kamarku, dan orang itu berusaha membuka pintu. Sepertinya itu Nenek yang hendak menyuruhku untuk makan. Untung saja Aku sudah mengunci pintu kamarku rapat-rapat agar tidak ada yang bisa masuk.
      "Alvis... ayo makan dulu! Dari kemarin malam Kamu belum makan loh!" ujar Nenek dari depan pintu.
      Sebenarnya Aku terganggu dengan kehadiran dari Nenek di depan kamarku ini. Namun.. Aku juga merasa tega membiarkan Nenek yang effort sepenuhnya untuk mengajakku untuk sarapan.
      "Iyaaa, sebentar.." ucapku menjawab ucapan dari Nenek.
      Aku pun mengenakan pakaian simpel yang memang sering kukenakan untuk di rumah. Bukannya Aku mengenakan pakaian yang sama setiap saat ketika di rumah, Aku tetap memakai pakaian lainnya untuk di rumah. Hanya saja kebanyakan dari pakaian simpel ku ini memiliki style yang sama hanya dengan warna yang berbeda-beda.
      Aku pun beranjak dari kamarku dan berangkat menuju ruang makan, untung saja di hari minggu Kakek dan Nenek akan berolah raga pagi. Aku pun dapat memakan sarapan dengan santai dan tanpa mendengar celotehan ataupun omelan yang keluar dari mulut Kakek dan Nenek dikarenakan hal yang kulakukan kemarin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H