Hari-hari berlalu dengan persahabatan Meli dan Eve yang semakin erat. Geng pertemanan Jasmine pun semakin merencanakan sebuah rencana untuk mengganggu Eve terus-menerus, namun semua rencana yang mereka buat tidak pernah terlaksana dengan lancer dikarenakan Meli yang selalu bersama dengan Eve kemanapun ia pergi. Hingga tiba suatu hari dimana ibunda dari Meli dipindahkan tempat dinasnya ke kota yang lain. Meli pun menemui Eve untuk terakhir kalinya dengan wajah yang sangat sedih. Mereka bertemu tepat di depan rumah milik Meli. Meli terus-menerus meminta maaf kepada Eve dikarenakan dia sudah tidak bisa menemaninya lagi di sekolah. Pertemuan mereka pun diakhiri dengan mobil milik keluarga Meli yang melaju dengan kekuatan normal dan lambaian tangan dari Meli di kaca mobil. Eve pun melambaikan tangannya juga kepada Meli.
Selama ini.. bagaimana bisa tidak ada sosok orangtua dari Eve yang mencoba untuk melindungi Eve yang telah dibully di sekolahnya? Semua hal itu disebabkan kedua orangtua Eve telah bercerai dan Eve terpaksa tinggal bersama ayahnya yang bisa dibilang abusive (Kemungkinan besar kedua orangtua Eve bercerai dikarenakan kasus "KDRT").
Dan ya.. sudah bisa ditebak.. Eve Kembali diganggu oleh geng pertemanan Jasmine. Cacian dan pukulan ia terima setiap hari. Selain di sekolah, dia juga mendapat cacian dan pukulan dari ayahnya di rumah. Ia menjadi tidak fokus ke pembelajarannya di sekolah. Dan ketidak fokusannya dalam pembelajaran pun disadari oleh guru seni budaya-nya yaitu Pak Roni.
Suatu ketika, Pak Roni menyuruh Eve untuk bertemu dengannya sepulang sekolah. Dan benar saja Eve muncul ke ruang seni untuk bertemu dengan Pak Roni. Pak Roni memberikan Eve sebuah perintah, yakni untuk melukis di sebuah kanvas berukuran besar yang terpampang jelas di salah satu dinding di ruang seni. Eve yang mendengar perintah dari Pak Roni pun kebingungan "Tapi saya tidak punya peralatan untuk melukis pak". "Tenang saja, peralatan yang kamu butuhkan akan saya sediakan. Tapi saya ingin menjelaskan alasan dari perintah saya yang tiba-tiba ini" jawab Pak Roni sambil menepuk pundak Eve dan menoleh ke arah kanvas besar yang ada di hadapannya. Eve pun mendengarkan apa saja yang Pak Roni katakan dikarenakan Pak Roni adalah salah satu orang yang sudah ia percayai. "Jadi alasan saya memerintahmu seperti ini dikarenakan akhir-akhir ini saya menyadari ketidak fokusanmu dalam pembelajaran. Saya ingin kamu untuk mengekspresikan apa yang kamu rasakan dengan melukis. Nantinya hasil lukisanmu akan saya daftarkan ke sebuah lomba yang akan memberimu hadiah yang banyak. Dan alasan saya memilih kamu dikarenakan saya percaya dengan bakatmu. Dan mulai sekarang saya mau kamu untuk menjadi terbuka kepada saya, saya sudah menganggapmu sebagai anak saya sendiri."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H