Mohon tunggu...
Najwa Sabila Salwaludna
Najwa Sabila Salwaludna Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional - Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Misi Perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo: Perspektif Liberalisme dan Tantangan Keamanan Global

31 Mei 2024   04:46 Diperbarui: 31 Mei 2024   04:49 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Republik Demokratik Kongo (DRC) telah dilanda perang saudara dan konflik kekerasan selama beberapa dekade. Perang telah menyebabkan jutaan orang tewas dan jutaan lainnya mengungsi. Pada tahun 1999, Dewan Keamanan PBB mendirikan Misi Stabilisasi Misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Republik Demokratik Kongo (MONUSCO) untuk membantu membawa perdamaian dan stabilitas ke negara tersebut.

MONUSCO adalah salah satu misi penjaga perdamaian PBB terbesar dalam sejarah. Misi ini memiliki lebih dari 17.000 personel militer, polisi, dan sipil dari lebih dari 100 negara. MONUSCO memiliki mandat untuk melindungi warga sipil, mendukung proses perdamaian, dan membantu membangun institusi negara.

Misi MONUSCO telah menghadapi banyak tantangan. Misi ini telah menjadi sasaran serangan oleh kelompok-kelompok bersenjata, dan banyak personel penjaga perdamaian telah tewas. Misi ini juga telah dikritik karena tidak efektif dalam melindungi warga sipil dan membawa perdamaian ke DRC.

Namun, MONUSCO juga telah membuat beberapa kemajuan. Misi ini telah membantu mengurangi kekerasan di beberapa bagian negara, dan telah mendukung penyelenggaraan pemilihan yang bebas dan adil. MONUSCO juga telah membantu membangun institusi negara, seperti angkatan bersenjata dan kepolisian.

Liberalisme adalah ideologi politik yang menekankan perdamaian, demokrasi, dan hak asasi manusia. Liberalis percaya bahwa semua orang berhak hidup dalam damai dan kebebasan, dan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak-hak ini. Liberalis juga percaya bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan terbaik, dan bahwa semua orang harus memiliki hak untuk berpartisipasi dalam proses politik.

Dari perspektif liberalisme, MONUSCO adalah misi yang positif. Misi ini bertujuan untuk membawa perdamaian dan stabilitas ke DRC, dan untuk melindungi hak-hak warga sipil. MONUSCO juga mendukung proses demokrasi di negara tersebut.

Namun, liberalis juga mengakui tantangan yang dihadapi MONUSCO. Mereka percaya bahwa penting bagi misi untuk lebih efektif dalam melindungi warga sipil dan membawa perdamaian ke DRC.

Tantangan Misi Perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo (RDK) merupakan tantangan kompleks dan melibatkan berbagai faktor internal dan eksternal. Presiden Kongo, Felix Tshisekedi, telah mengecam misi penjaga perdamaian PBB, MONUSCO, karena gagal melindungi warga sipil dari kelompok milisi. Kegagalan ini telah menyebabkan protes mematikan dan kematian beberapa penjaga perdamaian.

Mandat MONUSCO yang ambigu dan kekuatan yang tidak cukup telah menjadi sumber kontroversi. Pasukan PBB hanya diperbolehkan membalas serangan jika berada dalam keadaan terdesak yang mengancam keselamatan jiwa pasukan, sehingga penyerangan terhadap warga sipil tidak dikategorikan sebagai alasan untuk membalas serangan. Hal ini telah membuat pasukan PBB tidak efektif dalam melindungi warga sipil.

Keterlibatan kelompok bersenjata di RDK telah menjadi tantangan besar bagi misi penjaga perdamaian. Kelompok-kelompok ini telah terus berperang dan mengganggu stabilitas keamanan di wilayah timur RDK, sehingga memerlukan penanganan yang efektif oleh pasukan PBB.

Amerika Serikat telah memperingatkan bahwa penarikan pasukan PBB terlalu dini dan dapat meninggalkan kekosongan keamanan yang tidak dapat diisi oleh otoritas negara bagian. Hal ini dapat memicu lebih banyak aktivitas kelompok bersenjata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun