Mohon tunggu...
Najwa Norah Renata K
Najwa Norah Renata K Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Merupakan mahasiswa Fakiltas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Memiliki hobi berenang.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Unik! Si Manis dari Yogyakarta

5 Januari 2025   10:45 Diperbarui: 5 Januari 2025   10:39 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gudeg Yu Djum | Sumber : https://superapps.kompas.com/read/2080019/7-tempat-makan-gudeg-di-jogja-gudeg-yu-djum-cocok-dijadikan-oleh

Apa yang terlintas dalam pikiranmu jika mendengar kata “Jogja”? Tentunya yang terlintas dalam pikiran kamu adalah kota dengan segala macam keistimewaannya. Jogja atau Yogyakarta adalah kota memiliki daya tariknya tersendiri baik dari segi adat istiadat, tempat wisata, hingga makanan khasnya. Yogyakarta terkenal dengan ragam kulinernya yang murah tetapi tidak murahan. Mulai dari 10 ribuan saja, kamu bisa menikmati Gudeg sebagai makanan khas dari Yogyakarta. Gudeg adalah satu makanan khas Indonesia yang terkenal dengan cita rasa kelezatannya. Makanan tersebut merupakan masakan khas dari tradisional dan Khas Provinsi Yogyakarta. Cita rasa yang terkandung dalam Gudeg adalah manis dan gurih. Baik itu gudeg kering maupun basah, keduanya memiliki rasa manis. Hal itulah yang menjadi ciri khas dari masakan bernama ‘Gudeg’. Maka dari itu penulis menyebutnya sebagai “Si Manis” dalam artikel ini.

Sejarah Dibalik Masakan Gudeg

Gudeg  adalah makanan khas yang cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia terutama di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Tidak heran jika kepopulerannya membuat Kota Yogyakarta dijuluki sebagai ‘Kota Gudeg’. Dibalik popularitasnya, gudeg memiliki sejarah yang panjang. Dilansir dari laman National Geographic, gudeg telah ada sejak dibangunnya kerajaan Mataram Islam di alas Mentaok, kotagede pada abad ke-15. Menurut salah seorang professor di Pusat Kajian Makanan Tradisional, gudeg pertama kali dibuat oleh prajurit kerajaan karena melimpahnya buah gangka muda, kelapa, dan melinjo. Buah-buahan tersebut berasal dari pepohonan yang ditebang oleh pekerja guna memperlancar proses pembangunan kerajaan. Karena jumlahnya yang melimpah, pekerja memanfaatkan buah-buah tersebut untuk dimasak dan dijadikan santapan bagi mereka. Dalam proses memasaknya dibutuhkan tempat yang besar untuk menampung buah nangka yang melimpah. Selain itu, pada proses pengadukan dibutuhkan alat pengaduk yang besar dengan bentuk menyerupai dayung perahu. Berkaitan dengan hal tersebut, istilah “gudeg” diperoleh dari proses pengadukan masakan atau hangudek. Namun, terdapat versi lain mengenai asal usul masakan gudeg. Versi lain menyebutkan bahwa gudeg pertama kali tercipta sejak Sultan Agung melakukan penyerbuat pertama ke Batavia yaitu tahun 1726-1728. Dugaan sejarah tersebut, belum dapat dipastikan kebenarannya. Terlepas dari kebenaran fakta tentang sejarah gudeg, dapat diketahui bahwa gudeg semakin terkenal pada 1949 bersamaan dengan berdirinya Universitas Gajah Mada (UGM).

Keunikan Gudeg

Kurang lengkap rasanya jika mengunjungi Yogyakarta tanpa mencicipi kelezatan gudeg. Makanan tradisional satu ini sangat cocok untuk dijadikan oleh-oleh karena memiliki keunikannya sendiri. Awal kemunculannya jenis gudeg yang banyak dikenal masyarakat adalah gudeg basah. Namun, meningkatnya kebutuhan akan oleh-oleh gudeg yang meningkat menciptakan inovasi baru yaitu jenis gudeg kering. Maka hingga saat ini gudeg terbagi menjadi dua jenis yaitu gudeg basah dan gudeg kering. Selain cita rasanya yang unik, gudeg juga memiliki keunikan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari kemasannya yang berbahan dasar bambu. Kemasan gudeg dibuat dari anyaman bambu yang dibentuk segi empat dan disebut dengan ‘Besek’. Selain menggunakan besek, gudeg juga biasanya dikemas menggunakan kendil yang berbahan dasar tanah liat. Wadah tersebut biasanya sering dijumpai pada penjual gudeg yang terkenal di Yogyakarta yaitu Gudeg Yu Djum (Simbolon, 2022)

Gudeg Yu Djum | Sumber : https://kumparan.com/kumparanfood/blusukan-dan-makan-enak-ke-dapur-gudeg-yu-djum-pusat-1rkPbcoTDFY
Gudeg Yu Djum | Sumber : https://kumparan.com/kumparanfood/blusukan-dan-makan-enak-ke-dapur-gudeg-yu-djum-pusat-1rkPbcoTDFY

Rekomendasi Gudeg di Yogyakarta

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Gudeg Yu Djum merupakan penjual gudeg legendaris yang wajib untuk dicoba. Sebagian masyarakat Jogja hingga daerah lainnya, sudah tau bagaimana pamor Gudeg Yu Djum Cita rasa Gudeg Yu Djum tidak dapat diragukan lagi karena mempertahankan rasa yang pas dan konsisten dengan menggunakan resep turun temurun. Untuk mencicipi masakan ini, pembeli cukup mengeluarkan uang sekitar Rp.11.000-Rp45.000 . Masakan ini sangat cocok disantap sebagai lauk bersama nasi. Keistimewaan dari Gudeg Yu Djum ini salah satunya adalah, pembeli dapat menyaksikan proses pembuatan gudeg langsung dari dapurnya.  Gudeg Yu Djum pertama kali  dirintis tahun 1950 oleh seorang wanita yang gigih bernama Djuwariyah (Bahrori & Priyatno, 2017) . Salah satu cucunya menjelaskan bahwa Gudeg Yu Djum memiliki cita rasa yang khas dan berbeda dari gudeg lainnya. “Kekhasan dari Gudeg Yu Djum ini adalah cita rasanya yang manis, gurih, dan legit dilengkapi dengan telur Bebek, sambal goreng, krecek, areh, dan ayang kampung. Semuanya dimasak selama 24 jam, itulah yang membuat bumbunya meresap dan menciptakan rasa yang lezat” Jelas Cucu dari pemilik Gudeg Yu Djum”. Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa sambal krecek memiliki rasa yang pedas dan manis.

Referensi :
Bahrori, A., & Priyatno, S. (2017). Perancangan Advergame Sebagai Media Promosi Gudeg Yu Djum Berbasis Flash. Semnasteknomedia Online, 5(1), 4-4.o
Simbolon, H. (2022, Oktober 11). Cerita di Balik Nikmatnya Gudeg, Kuliner Tradisiional Ikon Kota Yogyakarta. Retrieved from liputan6.com: https://www.liputan6.com/regional/read/5093698/cerita-di-balik-nikmatnya-gudeg-kuliner-tradisional-ikon-kota-yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun