![[Puisi] Kekuatan Ibu Tunggal](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2024/07/12/img-20240712-000648-669014f9ed641553d157e3d4.jpg?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
![[Puisi] Tempat untuk Pulang](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2024/06/15/kondisi-rumah-satu-satunya-di-kampung-mati-dusun-watu-belah-kalurahan-sidomulyo-kapanewon-pengasih-kulon-progo-jumat-1662023-43-666cfbbd34777c78992c7303.jpeg?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
![[Puisi] Rindu untukmu Ibu](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2024/07/05/img-20240703-155548-66879d94c925c472e27f91f2.jpg?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
 Sosok Ibu adalah guru pertama kita, pelindung, dan penyemangat bagi setiap anak-anaknya. Ibu yang tak pernah lelah menjaga dan mendukung anaknya sedari kecil hingga tumbuh dewasa.
 Ibuku adalah pahlawanku, dia adalah sosok yang penuh kasih sayang, yang telah mengandung selama sembilan bulan dengan sabar dan penuh keberanian, ia sanggup melewati semua rintangan demi anaknya.
 Namun, saat kita beranjak dewasa apakah kita sudah menjadi anak yang diinginkannya?? Pertanyaan itulah yang membuat Chairil Anwar menulis puisi "Ibu".
Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya untuk membaiki kelemahan
Pernah diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
 Pada bait pertama puisi "Ibu". Penulis menjelaskan bahwa ibu selalu memarahi kita adalah karena kita sendiri mempunyai salah, sebenarnya ibu adalah sosok yang sangat peduli dan perhatian. pada bait ini juga penulis menggambarkan bahwa setiap tindakan, baik teguran, kemarahan, maupun permintaan bantuan, memiliki tujuan positif untuk kebaikan kita.
Ibu.....
