Mohon tunggu...
Najwa Meia
Najwa Meia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

seorang mahasiswa semester 1 program studi pendidikan bahasa arab UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Sosial: Senjata Bermata Dua Bagi Remaja

5 November 2024   10:30 Diperbarui: 5 November 2024   10:33 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media sosial menjadi ruang publik alternatif didunia maya yang memberikan ruang ekspresi sekaligus refleksi, karena keterbatasan pada dunia nyata dalam kehidupan sosial manusia. Ada beberapa karakteristik dalam media sosial sehingga disukai oleh banyak orang dikarenakan sebagai media public dan media promosi yang sangat mudah diakses dengan biaya murah, kecepatan menyebar yang sangat cepat, dan jangkauan tidak terbatas, mampu menciptakan mobilitas dan mampu menyatukan orang yang terpisah jauh(Parlindungan et al., 2023)

Tapi dengan adanya media sosial juga menimbulkan pengaruh yang negative, ia seperti pedang permata dua atau senjata bermata dua. Sisi buruk lain dari media sosial adalah banyak terjadinya tindak kajahatan, seperti pembulian memlaui media sosial yang biasa kita sebut dengan cybercrime, perilaku kecanduan, media penyebaran ponografi, berita palsu, ujaran kebencian, menimbulkan perilaku individu yang anti sosial dan timbulnya sikap egois.

            Berdasarkan data Indeks Keberadaan Digital (Digital Civility Index) yang diliris oleh Microsoft pada tahun 2021, diketahui bahwa Tingkat keberadapan pengguna internet sangatlah rendah. Hasil survey yang dilakukan terhadap 16.000 responden di 32 negara ini menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat ke-29 dan dinilai sebagai negara yang terburuk tingkat kesopanannya untuk wilayah Asia Tenggara.(Parlindungan et al., 2023)

            Untuk mengatasi dampak negatif tersebut, literasi media sosial menjadi sangat penting. Masyarakat perlu dilatih untuk:

  • Memeriksa Fakta: Sebelum menyebarkan informasi, penting untuk memverifikasi kebenarannya
  • Berpikir Kritis: Mengembangkan kemampuan untuk menganalisis informasi secara kritis agar tidak terjebak dalam berita palsu
  • Mengatur Penggunaan: Menetapkan batasan dalam menggunakan media sosial untuk mencegah kecanduan dan dampak negatif lainnya

Dengan pemahaman yang baik tentang cara menggunakan media sosial secara bijak, pengguna dapat memanfaatkan potensi positifnya sambil meminimalkan risiko yang ada.

Kementerian Kominfo telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan literasi media sosial, seperti bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk melakukan pelatihan bagi pelajar dan mahasiswa. Selain itu, mereka juga berkoordinasi dengan para pemuka agama dan mengadakan pagelaran budaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang media sosial. Literasi media sosial dinilai penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas dan bijak dalam menggunakan media sosial. Dengan literasi yang baik, masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan media sosial dengan bertanggung jawab dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang menyesatkan. Upaya untuk meningkatkan literasi media sosial ini diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif media sosial dan mendorong masyarakat untuk memanfaatkannya secara positif. Hal ini penting untuk menciptakan ruang digital yang aman, sehat, dan bermanfaat bagi semua orang.(Devega, 2017).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun