Mohon tunggu...
NAJWA MAULIDA ZAHRA
NAJWA MAULIDA ZAHRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Hobi mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep Diri menurut Teori Hurlock : Wawancara dengan FA di SMA Jakarta Barat

19 Desember 2024   20:40 Diperbarui: 19 Desember 2024   20:18 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Wawancara dengan FA 

Menurut Hurlock Konsep diri merupakan gambaran seseorang mengenai diri sendiri yang merupakan gabungan dari keyakinan fisik, psikologis, sosial, emosional aspiratif, dan prestasi yang mereka capai.

Melakukan wawancara berkaitan dengan konsep diri menurut Hurlock oleh salah satu siswa berinisial FA yang bersekolah di salah satu SMA yang berada di Jakarta Barat.

Kepercayaan Diri ketika di Sekolah
FA mengungkapkan bahwa ia terkadang merasa percaya diri saat berada di sekolah, terutama ketika memahami pelajaran yang sulit. "Saya sering merasa ragu saat belajar, tetapi ketika saya sudah mengerti dan bisa menjawab soal dengan baik, rasa percaya diri saya meningkat," ujarnya. Hal ini menunjukkan pentingnya pemahaman dan pencapaian dalam meningkatkan rasa percaya diri.

FA menyatakan bahwa ia sangat menyukai pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga (PJOK) karena dianggap seru dan menarik. Cara menyampaikan guru juga berperan dalam meningkatkan minat belajar siswa.

Ketika menghadapi kegagalan/kesulitan, FA lebih memilih untuk tidak menyerah. "Saya mencoba beberapa kali dan jangan menyerah," katanya. FA juga menekankan pentingnya memandang kekurangan dengan cara yang positif. "Jangan minder, setiap orang pasti punya kekurangan," ujarnya.

Meskipun banyak siswa yang memiliki pandangan positif tentang diri mereka, tidak jarang juga muncul perasaan negatif yang dapat mempengaruhi motivasi belajar yaitu seperti perasaan kurang mampu.
Menariknya, FA ini tidak pernah merasa kurang mampu dibandingkan teman-temannya. Namun, ada kalanya situasi tertentu dapat menyebabkan perasaan sedih atau kecewa. Salah satunya adalah saat ujian akhir semester, meskipun sudah mempersiapkan diri dengan baik, ia mengalami kesulitan dengan beberapa soal yang tidak terduga.

FA mengakui terkadang ada faktor-faktor yang menghambat kemajuan akademisnya, seperti malas belajar dan ketidaksukaan terhadap beberapa pelajaran. "Kadang-kadang saya malas datang ke sekolah," katanya, menunjukkan bahwa motivasi internal sangat penting dalam proses belajar, dan "Kadang-kadang saya merasa jenuh ketika belajar karena saya tidak menyukai mata pelajaran tersebut," ungkapnya. 

FA menunjukkan bahwa kepercayaan diri di sekolah sangat dipengaruhi oleh pemahaman materi pelajaran dan pencapaian akademis. Meskipun ia mengalami keraguan saat belajar, keberhasilan dalam menjawab soal meningkatkan rasa percaya dirinya. Selain itu, minat terhadap pelajaran seperti Pendidikan Jasmani dan Olahraga juga memberikan kontribusi positif. FA berkomitmen untuk tidak menyerah meskipun menghadapi kesulitan, dan ia menganggap penting untuk melihat kekurangannya secara positif. Namun, perasaan negatif seperti kadang-kadang kurang mampu muncul, terutama saat ujian, menunjukkan bahwa dukungan dan metode pembelajaran yang sangat menarik diperlukan untuk menjaga motivasi siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun