Demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang sampai saat ini menjadi isu kesehatan di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Menurut WHO, demam berdarah adalah penyakit infeksi virus yang ditularkan ke manusia dan saat ini menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah beriklim tropis seperti negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Terdapat lonjakan angka kejadian penyakit demam berdarah yang biasanya meningkat ketika musim hujan. Pada awal tahun 2020, WHO memasukkan demam berdarah sebagai salah satu penyakit yang mengancam kesehatan global di antara 10 penyakit lain.
      Nyamuk Aedes aegypti cukup aktif di pagi dan sore hari dengan corak tubuhnya yang mudah dikenali, yaitu berwarna hitam dan putih. Nyamuk ini juga banyak ditemukan  di tempat yang memiliki kubangan air yang jernih daripada kubangan air yang kotor, seperti air di bak mandi, genangan bekas air hujan, tempat minum hewan peliharaan, dan masih banyak lainnya. Demam berdarah tidak dapat ditularkan secara langsung melalui kontak antar manusia, tetapi ibu hamil yang menderita demam berdarah dapat menularkan penyakit ini ke janin yang dikandungnya.
      Gejala seseorang yang terkena penyakit demam berdarah cukup beragam, biasanya ditandai dengan demam tinggi hingga mencapai suhu 39°C. Selain demam tinggi, biasanya penderita demam berdarah juga mengalami sakit kepala, radang tenggorokan yang menyebabkan susah menelan, nyeri otot, tulang dan belakang mata, hingga mual. Bahkan lebih parahnya lagi, jika virus sudah menjalar ke seluruh tubuh, penderita demam berdarah bisa mengalami gejala atau peradangan yang lebih parah lagi seperti mimisan, BAB berwarna hitam, gusi berdarah, bahkan muntah darah.
      Salah satu tantangan terbesar dalam pencegahan demam berdarah khususnya di Indonesia adalah populasi nyamuk Aedes aegypti yang sangat mudah berkembang, karena ada banyak sekali tempat yang memiliki kubangan air, terutama saat musim hujan tiba. Selain itu, perubahan curah hujan dan iklim yang tidak menentu akhir-akhir ini juga dapat meningkatkan risiko pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti. Perubahan iklim, keterbatasan sumber daya kesehatan, dan resistensi insektisida juga menjadi salah satu tantangan utama. Kejadian luar biasa (KLB) dan kematian dapat disebabkan oleh dengue yang tidak tertangani.
      Partisipasi dan kesadaran masyarakat untuk ikut serta mencegah penyakit demam berdarah juga masih sangat minim. Masyarakat tidak memiliki cukup pengetahuan mengenai pencegahan demam berdarah untuk menghindari gigitan nyamuk atau mencegah perkembangan nyamuk di sekitar rumah mereka dengan efektif dan benar. Berbagai program pencegahan demam berdarah telah dilakukan oleh pemerintah, seperti Gerakan 3M (Menguras, Mengubur, Menutup), PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan masih banyak lainnya.
      Upaya pengendalian memerlukan pendekatan terintegrasi yang melibatkan edukasi masyarakat, pengendalian vektor, penerapan kebijakan yang efektif, dan penelitian berkelanjutan. Kesehatan masyarakat memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran tentang DBD melalui program edukasi dan penyuluhan. Masyarakat perlu diberi informasi tentang langkah-langkah pencegahan, seperti menghilangkan tempat berkembang biaknya nyamuk, menggunakan repelan, dan mengenakan pakaian pelindung. Kampanye penyuluhan yang efektif dapat meningkatkan pengetahuan dan keterlibatan masyarakat dalam upaya pencegahan.
      Peran krusial kesehatan masyarakat dalam mengatasi tantangan ini dan memastikan bahwa strategi pencegahan dan pengendalian dapat diterapkan dengan sukses. Program pencegahan pemerintah seperti Gerakan 3M dan PSN perlu didukung dengan meningkatkan kesadaran masyarakat. Edukasi yang efektif mengenai langkah-langkah pencegahan seperti pengelolaan tempat berkembang biak nyamuk dan penggunaan repelan sangat penting. Dengan pendekatan komprehensif yang melibatkan pihak pemerintah hingga masyarakat dampak demam berdarah dapat diminimalkan dan kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan secara signifikan.
KATA KUNCI: Demam, Masyarakat, Pencegahan, Penyuluhan
DAFTAR PUSTAKA
Â
World Health Organization (WHO). 2023. Dengue and Severe Dengue.
www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue