MALANG---Â PMM Universitas Muhammadiyah Malang Kelompok 96 Gelombang 3 yang terdiri dari 5 mahasiswa S1 Psikologi yakni Ilmi Winangsih, Salma Ahsani Kamilah, Ragil Junia, dan Najwa Karima. yang juga dibina oleh Bapak Fitrian Aprilianto, S.E., M.E. Â sebagai dosen pembimbing lapangan. Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang merupakan suatu agenda yang wajib dilakukan bagi semua mahasiswa aktif di kampus. Tujuan dari Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Â Oleh karena itu, untuk mencapai hal tersebut PMM kelompok 96 merancang sebuah kegiatan psikoedukasi berkolaborasi dengan dosen psikologi, Bapak Surahman, M.Si mengenai cara "Meningkatkan Kompetensi Sosial Emosional Anak Melalui Permainan Tradisional"Â untuk para guru SDN Ngaglik 01 Kota Batu.
Mengetahui bahwa perkembangan sosial emosional anak itu sangatlah penting. Sekolah menjadi salah satu tempat untuk bisa mengembangkan hal tersebut. Perkembangan sosial emosional anak penting untuk dikembangkan sejak dini, karena jikalau perkembangan sosial emosional anak terhambat maka anak akan kesulitan dalam bersosialisasi dengan orang-orang di lingkungan nyata dalam kehidupannya. Oleh karena itu, penting untuk mengaplikasikan pembelajaran sosial emosional di lingkungan sekolah.Â
Pembelajaran Sosial Emosional tidak hanya membantu siswa dalam bersosialisasi tetapi juga dalam hal meningkatkan well-being atau kesejahteraan siswa, karena siswa akan diajarkan bagaimana cara untuk memahami diri sendiri dan memahami orang lain. Dengan pemahaman diri yang baik dan kemampuan mengelola emosi, siswa akan lebih tahan terhadap stres dan tekanan mental. Ini juga dapat membantu mencegah masalah kesehatan mental di masa depan.
Era saat ini sangat berbeda dengan dulu dikarenakan sudah majunya teknologi saat ini. Pada era sekarang para siswa sesudah pulang dari sekolah lebih banyak memilih untuk memainkan gadgetnya, tidak seperti dulu yakni bermain di luar bersama teman-temannya, hal tersebut menjadikan siswa lebih banyak interaksi satu arah dengan gadget yang dimainkan.
Oleh karena itu, PMM kelompok 96 mengadakan psikoedukasi untuk para guru mengenai pengembangan pembelajaran sosial emosional yang berkolaborasi dengan salah satu dosen Fakultas Psikologi, Bapak Surahman, M.Si. Bapak Surahman memberikan materi upaya peningkatan kompetensi sosial emosional siswa melalui permainan tradisional agar nantinya dapat diaplikasikan oleh para guru SDN Ngaglik 01 dalam kegiatan belajar mengajar.Â
Mengapa permainan tradisional? menurut Iswinarti (2017) karena di dalam permainan tradisional terdapat aturan-aturan atau prosedur yang memberikan manfaat pada perkembangan psikomotor, intelektual sosial, emosional dan perilaku. Permainan tradisional juga termasuk dalam kategori permainan sosial dikarenakan dalam permainan tradisional membutuhkan beberapa orang untuk memainkannya.Â
Salah satu guru SDN Ngaglik 01 sempat bertanya kepada pembicara (Bapak Surahman, M.Si), apakah permainan tradisional ini efektif untuk meningkatkan kompentensi sosial emosional pada siswa? dan jawabannya ialah permainan tradisional ini cukup efektif karena dibandingkan dengan permainan dalam gadget pada jaman sekarang yang membuat penggunanya hanya komunikasi satu arah, dalam permainan tradisional menjadikan para pemain dapat saling berkomunikasi untuk bekerja sama, tinggal bagaimana nanti para guru atau pihak sekolah bisa mewadahi para siswa untuk bisa melaksanakan hal tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H