Mohon tunggu...
Najwa ItminaniTaba
Najwa ItminaniTaba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Memiliki hobi dibidang dunia kreatif digital baik videografi, fotografi, dan desain grafis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Memahami Sudut Pandang Lain dari Sebutan "Dosen Killer"

10 Juni 2024   17:00 Diperbarui: 11 Juni 2024   19:34 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dalam proses perkuliahan, mahasiswa pasti sering bertemu dosen yang berbeda-beda setiap mata kuliah nya, tidak semua dosen memiliki sifat dan karakter yang sama serta memiliki cara mengajar mahasiswa dengan pilihan nya masing-masing. Istilah "dosen killer" dalam dunia kampus sering terdengar. Istilah ini merujuk pada dosen yang terkenal dengan ketegasan dan standar tinggi yang kerap membuat mahasiswa merasa tertekan. 

Dosen yang terkenal dengan framing yang sering disebut "dosen killer" bagi sudut pandang mahasiswa adalah dosen yang kerap kali memberikan metode pengajaran dengan cara yang dirasa penuh tekanan untuk mahasiswa nya. Namun, di balik ketegasan dan disiplin yang tinggi, terdapat sisi lain dari "dosen killer" yang perlu dipahami lebih dalam.

Hal ini kerap terjadi pada apa yang dirasakan oleh mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa terhadap salah satu dosen mata kuliahnya. Penilaian terhadapnya sangatlah buruk, hanya karena ketegasan dan cara pengajaran yang berbeda dengan dosen yang lain dosen ini mempunyai framing sebagai "dosen killer". 

Dimulai dari logat ketika berbicara, ketertiban yang harus diterapkan ketika mata kuliah, tugas yang menantang, hingga pada peraturan perizinan tidak hadir ataupun sakit. Beberapa hal tersebut dinilai tidak lazim bagi mahasiswa. Namun pada hakikatnya, bisakah kita melihat dari sudut pandang lain?

Ketegasan dosen sering kali dianggap sebagai kejam atau tidak manusiawi. Namun, ketegasan sebenarnya memiliki tujuan yang lebih besar, yaitu mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan dunia nyata. Ketegasan ini seringkali menutupi sisi lain dari kepribadian seorang dosen ini. Dengan memahami motivasi dan tujuan di balik ketegasan dosen, kita bisa melihat sisi lain yang lebih positif.

Di dunia kerja, ketepatan waktu, kualitas kerja, dan kemampuan menghadapi tekanan adalah hal-hal yang sangat dihargai. Dosen yang ketat dalam menilai tugas dan ujian tidak semata-mata ingin menyulitkan mahasiswa, tetapi ingin memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan dan etos kerja yang kuat.


Berdasarkan pengalaman saya menjadi salah satu mahasiswa yang mengampu mata kuliah beliau saya menilai bahwa dosen ini mempunyai tujuan khusus untuk melatih kedisiplinan mahasiswa nya, beliau juga selalu menerapkan peraturan apabila terlambat 1 menit pun tidak diperbolehkan masuk ke dalam ruang kelas. Hal ini akan mendidik mahasiswa agar terbiasa disiplin dan belajar untuk menghargai waktu.

Salah satu hal yang sering kali saya rasakan sebagai mahasiswa beliau adalah terkejut dengan gaya komunikasi nya yang to the point. Dosen ini menyampaikan pesan dengan jelas tanpa bahas sana bahas sini untuk memastikan bahwa informasi diterima dengan jelas dan tidak ada ambiguitas. Hal ini juga dapat membantu mahasiswa fokus pada inti permasalahan dan menghindari kebingungan yang disebabkan oleh penjelasan yang berbelit-belit.

Terdapat hal yang saya soroti dari kepribadian beliau adalah ketika dalam hal pemberian tugas. Rata-rata penugasan dari beliau adalah praktik turun lapangan yaitu menjadi jurnalis di MediaBanten dan tugas inovasi di lapangan. Awal nya saya berikir bahwa "apa dosen ini malas untuk mengajar mahasiswa dikelas?". Pikiran bodoh saat itu yang ada dalam otak saya, karena tidak berpikiran akan manfaat dari tugas lapangan tersebut. 

Jika kita lihat dari sudut pandang yang berbeda, melalui tugas turun lapangan mahasiswa belajar menghadapi masalah nyata, berinteraksi dengan berbagai pihak, dan mengembangkan solusi praktis. Pengalaman ini tidak hanya memperkaya pengetahuan kita, tetapi juga meningkatkan keterampilan komunikasi, kerjasama tim, dan kemampuan analisis. Semua ini adalah bekal penting untuk karir profesional kita di masa depan.

Project yang dilakukan di lapangan sangat membantu pengembangan diri saya untuk bisa mengenal dunia kerja lebih luas lagi, contohnya seperti saat magang di MediaBanten saya berkesempatan untuk mewawancarai narasumber hebat dimulai dari pihak Dinas Perhubungan hingga Calon Walikota Kota Serang yaitu Pak Wahyu Nurjamil. Informasi dari narasumber itu yang nantinya diangkat menjadi sebuah berita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun