Mohon tunggu...
Najwa Hafbi
Najwa Hafbi Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa S1 Pendidikan IPS, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghadapi Kenaikan PPN 12% di bulan Januari 2025 dan strategi apa yang akan di lakukan UMKM Samudra Laundry Sawangan untuk bertahan dan berkembang.

14 Desember 2024   17:05 Diperbarui: 14 Desember 2024   18:07 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Najwa Hafbi; Khairunnisa Nabilah; Arum Nurjanah

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)  akan menjadi 12% memberikan tantangan signifikan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) laundry. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana dampak jika kenaikan PPN terhadap UMKM laundry serta merumuskan strategi yang efektif untuk bertahan dan berkembang di tengah perubahan kebijakan fiskal tersebut. Melalui studi literatur dan wawancara mendalam dengan pemilik usaha laundry yaitu ibu Novita, penelitian ini mengidentifikasi berbagai dampak kenaikan PPN, mulai dari peningkatan biaya produksi hingga penurunan daya beli konsumen. Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini menyusun beberapa strategi yang dapat diadopsi UMKM laundry, seperti efisiensi biaya, diversifikasi layanan, dan pemanfaatan teknologi. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik observasi, wawancara semi-terstruktur, dan dokumentasi untuk menganalisis bagaimana strategi UMKM Samudra Laundry Sawangan ini untuk menghadapi kenaikan PPN 12% di bulan Januari 2025 yang akan datang.

Kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% yang akan berlaku mulai 1 Januari 2025, telah menjadi topik hangat di kalangan pelaku usaha, termasuk UMKM seperti Samudra Laundry di Sawangan. Kebijakan ini, yang merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan, bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara dan menyesuaikan tarif dengan standar internasional. Kenaikan PPN ini diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap daya beli masyarakat dan operasional bisnis. Beberapa dampak yang perlu diperhatikan oleh Samudra Laundry adalah melemahnya Daya Beli yang artinya Kenaikan tarif pajak dapat mengurangi daya beli masyarakat, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi permintaan layanan laundry. Hal ini penting karena UMKM sangat bergantung pada konsumsi lokal. Selain itu Peningkatan Biaya Operasional juga berdampak karna kenaikan PPN yang akan meningkatkan biaya operasional. Samudra Laundry perlu menganalisis biaya produksi dan mencari cara untuk mengoptimalkan pengeluaran tanpa mengorbankan kualitas layanan.

Sebagai pemilik Samudra Laundry Sawangan, ketika menghadapi kenaikan PPN menjadi 12% yang akan berlaku pada bulan Januari nanti ada beberapa langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan usaha, serta memastikan layanan tetap terjangkau bagi pelanggan. Pemilik samudra laundry sawangan akan melakukan penyesuaian harga secara hati-hati. Kenaikan PPN tentu akan berpengaruh pada biaya operasional, dan pemilik laundry ini perlu memastikan harga layanan tetap kompetitif. Namun, penyesuaian harga harus dilakukan secara proporsional agar pelanggan tetap merasa mendapatkan nilai yang wajar. Selain itu Transparansi sangat penting, Pemilik laundry akan menginformasikan kepada pelanggan bahwa kenaikan harga disebabkan oleh perubahan kebijakan PPN, sehingga mereka bisa lebih memahami alasan di balik perubahan tersebut.

Untuk meminimalkan dampak dari kenaikan PPN, Pemilik Laundry akan berfokus pada peningkatan efisiensi operasional, seperti optimasi penggunaan energi, bahan baku, dan tenaga kerja. Misalnya, memastikan mesin-mesin laundry bekerja secara maksimal dengan biaya energi yang efisien. Menginvestasikan dalam teknologi canggih atau sistem manajemen yang lebih efisien juga akan membantu mengurangi pemborosan waktu dan sumber daya, yang pada gilirannya bisa menurunkan biaya operasional. Pemilik Laundry dapat menawarkan layanan premium seperti laundry kiloan express, layanan antar jemput, atau dry cleaning yang memiliki margin lebih tinggi. Ini akan memberikan pelanggan lebih banyak pilihan dengan harga yang bervariasi.

Lalu selanjutnya pemilik laundry juga akan memberikan potongan harga atau promo untuk pelanggan setia bisa menjadi cara efektif untuk menjaga loyalitas mereka. Misalnya, program poin atau diskon khusus bagi pelanggan yang sering menggunakan layanan laundry. Meningkatkan kehadiran online melalui media sosial dan platform pemasaran digital lainnya untuk menjangkau lebih banyak pelanggan potensial. Pemilik Laundry juga akan mempertimbangkan untuk melakukan kolaborasi dengan influencer lokal atau usaha kecil lainnya untuk memperluas jangkauan pasar. Dengan meningkatkan kualitas hasil laundry dan mempercepat waktu layanan akan menjadi nilai tambah bagi pelanggan, terutama dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. 

Memberikan pelayanan pelanggan yang ramah dan responsif, serta mendengarkan feedback pelanggan, adalah cara terbaik untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan mendapatkan rekomendasi dari mulut ke mulut. Pemilik Laundry akan memastikan bahwa pengelolaan keuangan lebih tertata dengan baik untuk mengantisipasi pengeluaran yang lebih tinggi akibat kenaikan PPN, seperti mengelola arus kas, memantau utang-piutang, serta meminimalkan biaya yang tidak perlu. Selain itu Melatih karyawan untuk meningkatkan keterampilan dalam hal operasional dan pelayanan pelanggan akan meningkatkan produktivitas dan kepuasan pelanggan. Karyawan yang terampil juga dapat bekerja lebih efisien, mengurangi kesalahan, dan meningkatkan kualitas layanan. Dengan langkah-langkah ini, Samudra Laundry Sawangan dapat menghadapi kenaikan PPN dengan cara yang adaptif dan tetap menjaga kualitas layanan yang terbaik bagi pelanggan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun