Mohon tunggu...
Najwa Filzah Faiza
Najwa Filzah Faiza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa rantau di Kota Pahlawan

Suka nulis, travelling, baca novel fiksi, juga tidak ketinggalan scrolling medsos

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesan untuk Gen Z: Ayo Melek Digital dan Peduli Kesehatan Mental Demi Masa Depan Cemerlang

25 Oktober 2024   10:20 Diperbarui: 25 Oktober 2024   10:34 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu tidak asing lagi bagi para pembaca yang sering menonton, membaca, atau bahkan sekadar mendengar sebutan Gen Z dari video-video di media sosial, TV, atau bahkan radio, bukan? Generasi Z atau Gen Z merupakan sebutan untuk generasi yang lahir pada rentang waktu tahun 1997-2012. Dewasa ini, berseliweran perbincangan tentang karakteristik, kelebihan, dan kekurangan Gen Z banyak digaungkan oleh berbagai kalangan, mulai dari orang awam hingga pakar ahli dari berbagai bidang ilmu pengetahuan. Tidak dapat dipungkiri bahwasanya setiap generasi pasti memiliki keunikannya tersendiri, termasuk Gen Z yang sering disebut-sebut sebagai generasi paling melek digital dan peduli kesehatan mental. Ada alasan dan penjelasan tersendiri di balik semua karakteristik unik yang dimiliki Gen Z. Berikut ini beberapa alasan di balik karakteristik unik yang bikin Gen Z "menyala" dan berbeda dari generasi lainnya.

Pengguna Internet Terbanyak Kedua Setelah Gen Milenial

Keberadaan Gen Z yang kini memasuki usia produktif berdampak pada jumlah pengguna internet di Indonesia. Gen Z merupakan generasi pengguna internet terbanyak kedua setelah gen Milenial. Dikutip dari It Works (2023), berdasarkan survey yang dilakukan oleh agensi public relations Praxis menunjukkan bahwa Instagram (77 %), YouTube (68 %), Twitter (64 %), dan TikTok (63 %) merupakan platform sumber informasi yang paling sering dikonsumsi Gen Z. Dari berbagai platform media sosial inilah, gen Z mendapatkan berbagai jenis informasi, baik informasi yang positif maupun informasi yang bersifat negatif.

Dalam bermedia sosial, Gen Z dituntut untuk selalu memastikan kebenaran berita yang didapat. Saring sebelum sharing menjadi suatu kewajiban bagi seluruh pengguna internet agar tidak tersebar berita hoax yang merugikan banyak pihak. Oleh karena itu, melek digital dan paham akan literasi digital menjadi salah satu skill yang dapat menyelamatkan Gen Z dari bahaya media sosial yang mengintai kehidupan sehari-hari.

Fun Fact! Cara Gen Z Menghadapi Problematika dan Tantangan Kehidupan

Hidup di tengah perkembangan teknologi yang sangat canggih, masif, dan berkelanjutan membuat Gen Z memiliki keunikan tersendiri ketika menghadapi problematika atau tantangan kehidupan. Berbeda dari generasi-generasi sebelumnya yang tumbuh tanpa dibarengi teknologi, Gen Z punya caranya sendiri untuk menaklukkan dunia dalam genggaman tangan. Gimana sih cara Gen Z menyelesaikan permasalahan?

1. Punya pertanyaan? Google dulu, bertanya ke profesional kemudian

Ketika Gen Z diserbu rasa ingin tahu dan ingin memecahkan suatu permasalahan, hal pertama yang akan dilakukan adalah buka Google. Meski tidak semua informasi yang ada di Google atau media sosial lain valid, namun sudah menjadi rutinitas wajib bagi Gen Z untuk selalu menanyakan hal sekecil apapun lewat Google sebelum nantinya ditanyakan ke pihak yang professional.

2. Hobi "menghilang" dari media sosial kalau lagi stress

Bukan hal yang aneh ketika Gen Z tiba-tiba menghilang dan tidak lagi aktif di media sosial selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Alasan para Gen Z menghilang dari media sosial tidak lain tidak bukan adalah karena sedang stress atau menghadapi permasalahan yang berat. Menghilang dari dunia maya untuk sementara waktu adalah solusi jitu Gen Z dalam menghadapi permasalahan hidup.

3. Berani mengakui jika dirinya membutuhkan bantuan profesional

Berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya yang cenderung merasa malu dan gengsi mengakui ketika membutuhkan bantuan profesional, Gen Z justru memiliki sifat yang berbanding terbalik. Mayoritas Gen Z berani mengakui ketika dirinya membutuhkan bantuan profesional untuk menyelesaikan permasalahan hidupnya (misal: psikolog, psikiater).

4. Cepat belajar dari video-video singkat atau meme lucu

Adanya media sosial yang menyediakan berbagai video singkat dan meme lucu membuat Gen Z sangat cepat belajar dan mendapatkan informasi baru. Bahkan terkadang, Gen Z lebih mudah paham ketika dijelaskan melalui video/meme lucu dibanding penjelasan dengan metode ceramah. Di samping itu, Gen Z juga banyak yang berkeinginan menjadi content creator atau influencer karena menurut mereka, dua profesi tersebut dapat dinikmati tanpa tekanan yang berarti.

Isu-Isu Global yang Menjadi Perhatian Utama Gen Z

Di balik keasikan Gen Z berselancar di dalam media sosial, tidak lupa mereka juga tetap mengikuti isu-isu global secara massal. Meski terkenal dengan berbagai keunikan dan perbedaan yang mencolok dari generasi-generasi sebelumnya, akan tetapi survey menunjukkan bahwa Gen Z termasuk generasi yang aware (memiliki kesadaran untuk mengetahui sesuatu yang sedang terjadi) terhadap isu-isu global. Survey yang dilakukan oleh IDN Research Institute dengan Advisia (2023) menghasilkan data bahwa kesenjangan sosial dan kesehatan mental menjadi dua concern (kekhawatiran) utama gen Z. Berbeda dengan generasi lainnya yang cenderung abai terhadap kesehatan mental, sebanyak 51% perhatian Gen Z justru ditujukan pada isu kesehatan mental.
Arus informasi dan teknologi yang membawa perubahan sangat cepat menjadi salah satu faktor munculnya  pressure (tekanan) bagi para Gen Z yang tumbuh bersama kecanggihan teknologi. Itulah kenapa isu kesehatan mental kini menjadi concern utama Gen Z. Mereka merasa bahwa kesehatan mental tak kalah pentingnya dengan kesehatan fisik. Ditambah dengan keberadaan sosial media yang menyebarkan informasi pentingnya kesehatan mental membuat Gen Z semakin mengerti dan aware terhadap isu ini.

Kenapa Gen Z Peduli Terhadap Kesehatan Mental?

1. Banyaknya tekanan dan tantangan hidup

Memang benar jika semua generasi punya tantangan, rintangan, dan cobaan hidup tersendiri. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa Gen Z lebih gampang merasa stress karena saking cepatnya dan canggihnya teknologi masa kini. Teknologi memang bertujuan untuk memudahkan manusia, namun jika kita sebagai pengguna teknologi tidak bisa mengontrol teknologi itu sendiri, maka akan menjadi boomerang yang merugikan. Karenanya diperlukan control yang tepat agar kesehatan mental terjaga dan keberadaan teknologi semakin bermanfaat, bukan malah menyusahkan manusia.

2. Trauma dengan pola didikan orang tua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun