Mohon tunggu...
Najwa Elok
Najwa Elok Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Mahasiswa S1 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memahami Perkembangan Kognitif Anak: Pandangan Jean Piaget

11 Oktober 2024   06:18 Diperbarui: 11 Oktober 2024   06:19 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jean Piaget, seorang ahli psikologi Swiss, dikenal luas atas kontribusinya dalam memahami perkembangan kognitif pada anak-anak. Teorinya, yang dikenal sebagai epistemologi genetik, menekankan bagaimana anak membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan mereka. Piaget percaya bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang statis, melainkan berkembang secara bertahap melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses memasukkan informasi baru ke dalam skema kognitif yang sudah ada, sementara akomodasi melibatkan modifikasi skema yang ada untuk mengakomodasi informasi baru. Dengan kata lain, anak-anak secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dengan dunia sekitar. Piaget juga menekankan pentingnya interaksi sosial dalam perkembangan kognitif. Ia percaya bahwa anak-anak belajar dari interaksi dengan orang lain, khususnya orang dewasa. Melalui interaksi ini, anak-anak dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkomunikasi secara efektif.

Teori Piaget berpusat pada beberapa konsep dasar yang saling terkait. Skema adalah struktur mental yang mewakili konsep, tindakan, atau objek. Misalnya, skema "anjing" mungkin termasuk ciri-ciri seperti berkaki empat, memiliki ekor, dan menggonggong. Asimilasi adalah proses memasukkan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Misalnya, ketika anak melihat kucing untuk pertama kalinya, ia mungkin mengasimilasikannya ke dalam skema "anjing" karena memiliki beberapa ciri yang sama. Akomodasi adalah proses memodifikasi skema yang ada untuk mengakomodasi informasi baru. Ketika anak menyadari bahwa kucing berbeda dari anjing, ia akan memodifikasi skema "anjing" untuk memasukkan ciri-ciri unik kucing. Ekuilibrasi adalah proses mencapai keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Anak-anak terus-menerus berusaha untuk menyeimbangkan skema mereka dengan informasi baru yang mereka dapatkan. Organisasi adalah proses menggabungkan skema yang berbeda menjadi struktur yang lebih kompleks. Misalnya, anak dapat menggabungkan skema "anjing" dan "kucing" ke dalam skema yang lebih luas "hewan peliharaan".

Piaget mengidentifikasi empat tahapan perkembangan kognitif yang dilalui anak-anak. Pada tahap sensorimotor (0-2 tahun), anak-anak belajar tentang dunia melalui indera dan gerakan fisik mereka. Mereka mengembangkan konsep kepermanenan objek, yaitu pemahaman bahwa objek tetap ada meskipun tidak terlihat. Mereka juga mulai mengembangkan kemampuan meniru dan bermain simbolis. Pada tahap praoperasional (2-7 tahun), anak-anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir simbolis, seperti menggunakan bahasa dan gambar. Namun, mereka masih terbatas dalam berpikir logis dan sering kali terjebak dalam egosentrisme, yaitu kesulitan melihat dunia dari perspektif orang lain. Mereka juga rentan terhadap animisme, yaitu memberi sifat hidup pada benda mati. Pada tahap operasional konkrit (7-11 tahun), anak-anak mulai berpikir logis dan dapat memahami konsep-konsep seperti konservasi, yaitu pemahaman bahwa jumlah suatu objek tetap sama meskipun bentuknya berubah. Mereka juga dapat melakukan operasi mental dengan objek konkret, seperti mengurutkan benda berdasarkan ukuran atau warna.
Pada tahap operasional formal (11 tahun ke atas), anak-anak mencapai kemampuan berpikir abstrak dan hipotesis. Mereka dapat berpikir tentang kemungkinan dan melakukan penalaran deduktif.

Teori Piaget membantu kita memahami bagaimana anak-anak belajar berpikir. Dia berpikir bahwa anak-anak aktif membangun pengetahuan mereka sendiri,dengan  bantuan lingkungan dan interaksi sosial. Meskibun ada beberapa kritik, teori Piaget tetap penting dalam pendidikan dan memahami perkembangan anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun