Mohon tunggu...
Najwa Azzahra
Najwa Azzahra Mohon Tunggu... Ahli Gizi - -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengatasi Stunting Pada Anak: Langkah-Langkah Untuk Pertumbuhan dan Kesehatan Optimal

7 Maret 2024   08:46 Diperbarui: 7 Maret 2024   09:43 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Stunting, yang juga dikenal sebagai gagal tumbuh, adalah kondisi di mana  pertumbuhan anak terhambat, biasanya sebagai akibat dari kekurangan gizi kronis, paparan infeksi yang berulang, dan lingkungan yang tidak sehat. Ini adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius, terutama di negara-negara berkembang di mana akses terhadap gizi yang cukup mungkin terbatas. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang stunting pada anak-anak dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini.

Apa Itu Stunting?
Stunting terjadi ketika anak gagal mencapai tinggi badan yang sesuai dengan usianya. Ini bukan hanya masalah fisik, tetapi juga memengaruhi perkembangan kognitif dan kemampuan belajar anak. Stunting sering kali terjadi pada masa kritis pertumbuhan, yaitu dari konsepsi hingga usia dua tahun. Anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki risiko kesehatan jangka panjang, termasuk penurunan kinerja sekolah, penurunan produktivitas ekonomi di masa dewasa, dan rentan terhadap penyakit kronis.

Penyebab Stunting pada Anak
1. Kekurangan Gizi: Kekurangan asupan gizi, terutama protein, energi, zat besi, dan vitamin A, merupakan penyebab utama stunting pada anak.
2. Infeksi yang Berulang: Paparan infeksi yang berulang, terutama selama masa kritis pertumbuhan, dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan pertumbuhan anak.
3. Lingkungan yang Tidak Sehat: Kondisi lingkungan yang tidak higienis, termasuk sanitasi yang buruk dan air minum yang tidak bersih, dapat meningkatkan risiko stunting pada anak.
4. Faktor Sosial-Ekonomi: Faktor sosial-ekonomi seperti kemiskinan, akses terhadap layanan kesehatan yang terbatas, dan pola asuh yang kurang tepat juga dapat berkontribusi terhadap stunting pada anak.

Langkah-Langkah untuk Mengatasi Stunting
1. Peningkatan Gizi: Memastikan bahwa anak-anak mendapatkan asupan gizi yang cukup melalui makanan bergizi seperti buah-buahan, sayuran, protein hewani dan nabati, serta makanan yang diperkaya dengan zat besi dan vitamin.
2. Layanan Kesehatan yang Komprehensif: Meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan, termasuk layanan antenatal dan pasca persalinan untuk ibu, serta pelayanan kesehatan anak yang berkualitas.
3.  Sanitasi dan Higiene yang Baik: Memperbaiki sanitasi dan higiene lingkungan, termasuk akses terhadap air bersih, sanitasi yang layak, dan kebiasaan mencuci tangan yang baik.
4.Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Memberikan pendidikan dan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya gizi yang seimbang, pola asuh yang tepat, serta praktik sanitasi dan higiene yang baik.
5. Intervensi Pangan dan Gizi: Program-program intervensi pangan dan gizi yang menyediakan suplemen makanan, makanan tambahan, dan pendampingan gizi bagi anak-anak yang rentan terhadap stunting.

Mengatasi stunting pada anak-anak membutuhkan pendekatan yang holistik yang melibatkan perbaikan gizi, kesehatan, dan lingkungan. Dengan upaya salah satunya adalah dengan memberikan asupan dengan bahan-bahan herbal alami, salah satunya yaitu madu alphasure yang diformulasikan untuk pertumbuhan dan perbaikan pada gizi anak. Madu aplhasure merupakan vitamin yang berbahan dasar madu hitam yang mengandung bahan-bahan herbal alami yaitu ikan sidat, temulawak, temu hitam, ikan gabus, wortel dan bilberry.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun