Mohon tunggu...
najwaayuramadhani
najwaayuramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Pancasila

Saya hobi memasak pancake

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pencegahan Stunting Pada Anak

13 Januari 2025   10:43 Diperbarui: 13 Januari 2025   10:43 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Stunting merupakan masalah kesehatan yang masih menjadi perhatian serius di Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi stunting di Indonesia masih berada di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu mencapai 20% sedangkan standar dari WHO adalah kurang dari 20%. Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga pada perkembangan kognitif, yang berpengaruh langsung terhadap kualitas sumber daya manusia di masa depan.

Apa Itu Stunting?
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, atau stimulasi yang tidak memadai, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Biasanya anak yang mengalami stunting memiliki tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan anak seusianya.

Apa Saja Faktor yang Bisa Menyebabkan Anak Mengalami Stunting?
1. Asupan Gizi Tidak Memadai
Kekurangan nutrisi penting seperti protein, zat besi, dan vitamin selama masa kehamilan dan masa balita.
2.Pola Asuh yang Tidak Optimal
Minimnya pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatan anak.
3.Akses Terbatas ke Layanan Kesehatan
Rendahnya cakupan imunisasi dan kurangnya akses terhadap fasilitas kesehatan yang memadai.
4.Sanitasi dan Kebersihan yang Buruk
Kondisi lingkungan yang tidak higienis dapat menyebabkan infeksi berulang, seperti diare, yang menghambat penyerapan gizi.

Untuk mencegah stunting, diperlukan pendekatan yang komprehensif
Lalu, Apa yang Harus Dilakukan untuk Mencegah Stunting?
1.Pemenuhan Gizi Selama Kehamilan
Ibu hamil perlu mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, seperti protein, asam folat, zat besi, dan kalsium. Konsumsi tablet tambah darah juga penting untuk mencegah anemia selama kehamilan.
2.Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan sangat penting untuk pertumbuhan optimal bayi. Setelah itu, ASI dapat dilanjutkan hingga usia dua tahun dengan tambahan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi.
3.Peningkatan Edukasi Gizi
Memberikan edukasi kepada orang tua tentang pentingnya gizi seimbang, pola asuh yang baik, dan kebersihan lingkungan dapat membantu mencegah stunting.
4.Peningkatan Akses Layanan Kesehatan
Memperluas cakupan imunisasi, pelayanan antenatal, dan posyandu untuk memantau pertumbuhan anak secara rutin.
5.Perbaikan Sanitasi dan Kebersihan
Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi yang layak, serta mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Yang Harus Dilakukan Pemerintah dan Masyarakat
Pemerintah bisa melakukan beberapa hal untuk menurunkan angka stunting, seperti:
1.Program Gizi Seimbang
Kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya konsumsi makanan bergizi.
2.Bantuan Pangan untuk Keluarga Miskin
Penyediaan makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita.
3.Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
Melibatkan keluarga dalam menjaga kesehatan ibu dan anak.
Selain itu, masyarakat juga dapat berperan aktif dengan mendukung program pemerintah, ikut serta dalam kegiatan posyandu, serta memberikan dukungan sosial bagi keluarga dengan balita.

Mencegah stunting berarti memberikan anak-anak Indonesia kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, Indonesia dapat mencapai generasi yang sehat, cerdas, dan produktif. Mari bersama-sama wujudkan masa depan yang lebih baik dengan memastikan setiap anak mendapatkan haknya untuk tumbuh sehat dan berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun