Kematangan diartikan sebagai perkembangan fisik, mental, dan emosional yang mempersiapkan individu untuk belajar, dipengaruhi oleh faktor biologis dan lingkungan sosial.
Teori belajar behavioristik menekankan perilaku yang dapat diamati dan mengukur proses belajar melalui pengkondisian. Tokoh-tokoh seperti John B. Watson, Ivan Pavlov, dan B.F. Skinner mengembangkan konsep classical dan operant conditioning, dengan penekanan pada penguatan dan hukuman sebagai cara membentuk perilaku.
Sebaliknya, teori belajar humanistik berfokus pada perkembangan emosional dan potensi diri. Tokoh seperti Abraham Maslow dan Carl Rogers melihat manusia sebagai individu dengan potensi besar untuk berkembang. Teori ini menekankan pentingnya kebutuhan psikologis, motivasi intrinsik, dan aktualisasi diri, dengan pendidik berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran yang personal.
Kesimpulannya, kematangan individu mempersiapkan kesiapan untuk belajar, sementara teori behavioristik membantu membentuk perilaku yang diinginkan, dan teori humanistik mendukung individu untuk mencapai potensi optimal mereka. Keduanya berkontribusi pada proses pembelajaran yang efektif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI