Mohon tunggu...
Najwa Aryana
Najwa Aryana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Psikologi

Semoga suka tullisan saya, ya!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sosok Kecil yang Hadir dalam Batin Ketika Dewasa

21 Desember 2020   22:46 Diperbarui: 21 Desember 2020   22:50 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Digital Art by Aryana Golchin (Iran) https://www.artlimited.net/1050055/art/digital-art-inner-child-manipulation-people-infant-children-girl/en/117846

Diri tidak hanya terbentuk oleh proses siang tadi hingga malam ini, masih ada luka lain yang belum sembuh, tertanam di hati

Terkadang, kita merasa berada di sebuah titik yang menyulitkan kita. Semua kejadian seolah-olah ada kaitannya di masa lalu, akan tetapi, kita tidak menyadari dan memahaminya. Sering kali kita menganggap sesuatu terjadi atas dasar kesalahan orang lain dan pada akhirnya, berujung gagal dalam menjalin hubungan, takut memulai sesuatu, dan tidak percaya terhadap kemampuan diri sendiri.

 Jika dipahami secara mendalam, kegagalan tersebut datang dari ingatan di masa kecil. Kejadian lampau yang membekas, berkontribusi banyak terhadap apa yang jadi acuan kita dalam melihat, mendengar, dan berperilaku saat ini. Ada banyak anak yang mendapatkan kasih sayang yang cukup di masa kecilnya, tapi sayangnya, tidak semua orang beruntung memiliki masa kecil yang bahagia.

LUKA YANG TERSIMPAN DARI KECIL DAN TERBAWA HINGGA DEWASA

Potret kecil dalam diri kita yang terbawa hingga dewasa ini disebut inner child. Menurut Anita (2019) "kita semua punya inner child yang bisa membuat kita bereaksi kuat terhadap sesuatu tanpa sepenuhnya menyadari kenapa". 

Hal ini bisa terjadi karena ada kebutuhan atau respons yang belum terpenuhi di waktu kecil, sehingga, tanpa sadar diinterpretasikan pada saat dewasa kepada orang- orang di sekitar kita, dan bahkan di situasi yang tidak tepat. 

Misalnya, sewaktu kecil sering kali orang tua menaruh banyak harapan agar anaknya bisa menjadi pintar, juara kelas, dan memiliki banyak prestasi. 

Saat seorang anak berhasil mewujudkannya, maka orang tua akan merasa bangga dan anak akan merasa tersanjung. Namun, akan berbeda cerita jika anaknya gagal, boleh jadi orang tua akan kecewa, marah dan tidak jarang akan menunjukkan kekerasan. 

Luka yang masih tersimpan oleh sosok diri kita yang "kecil" itulah, yang dahulu memaksa kita untuk tetap baik-baik saja, dan bisa saja meledak dan tidak lagi tertahan di suatu kondisi. 

Biasanya, diwujudkan oleh diri yang pemarah, mudah tersinggung, takut ditolak, dan mudah ragu pada saat dewasa. Maka dari itu, tidak sedikit perilaku kita saat ini dipengaruhi oleh kejadian buruk maupun mengesankan di masa lalu. Baik trauma maupun pengalaman positif di masa lalu, keduanya dapat menetap dalam diri kita dalam waktu yang lama dan dapat muncul jika ada pemicunya (Sembiring, 2020)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun