Mohon tunggu...
najwa alfia
najwa alfia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pamulang

Hobi Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transaksi Jual Beli Dalam Islam : Kejujuran, Keadilan dan Larangan Terhadap Barang Haram

19 Oktober 2024   20:48 Diperbarui: 19 Oktober 2024   21:16 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABSTRAK 

Dalam Islam, jual beli barang haram atau barang yang digunakan untuk perbuatan haram dilarang keras. Prinsip dasar syariah melarang segala bentuk transaksi yang mendatangkan kemudharatan, baik kepada individu maupun masyarakat. Barang-barang seperti alkohol, daging babi, serta alat untuk perjudian termasuk dalam kategori haram dan tidak sah untuk diperjual belikan. Selain itu, transaksi yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) atau syarat yang merugikan salah satu pihak juga dianggap tidak sah. Transaksi yang melibatkan penipuan atau menyembunyikan cacat barang tanpa memberitahu pembeli adalah haram dan bertentangan dengan prinsip kejujuran (ṣidq) dan keterbukaan (bayān) dalam muamalah. Islam memberikan hak kepada pembeli melalui konsep khiyar untuk membatalkan transaksi jika terdapat ketidakadilan atau penipuan. Prinsip keadilan dan kejujuran dalam jual beli sangat penting dalam menjaga hubungan ekonomi yang sehat antar individu. Fikih Muamalah mengatur hak-hak ini agar transaksi berlangsung secara sukarela dan tanpa unsur paksaan atau penipuan.

Kata Kunci: Jual Beli Barang Haram, Syarat Transaksi, Gharar, Khiyar, Kejujuran, Keadilan, Dan Muamalah

Dalam Islam, hukum jual beli barang haram atau barang yang digunakan untuk hal-hal haram adalah dilarang (haram). Hal ini disebabkan oleh prinsip dasar dalam syariah yang menekankan pada larangan terhadap segala sesuatu yang dapat mendatangkan kemudharatan, baik bagi individu maupun masyarakat.

Hukum Jual Beli Barang Haram

1. Barang Haram :

Barang-barang yang secara eksplisit dilarang dalam syariah, seperti minuman beralkohol, daging babi, dan barang yang terkait dengan praktik perjudian, dianggap haram untuk diperdagangkan. Allah berfirman dalam Al-Qur'an :

وَلَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوْا بِهَآ اِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ اَمْوَالِ النَّاسِ بِالْاِثْمِ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Artinya : "Dan janganlah kamu saling memakan harta di antara kamu dengan jalan yang batil" (QS. Al-Baqarah: 188).

2. Transaksi untuk Keperluan Haram :

Jual beli barang yang digunakan untuk hal-hal haram, seperti alat perjudian, senjata yang digunakan untuk kejahatan, atau perangkat yang digunakan untuk berzina, juga dianggap haram. Mengadakan transaksi semacam ini dapat menyebabkan pelanggaran hukum syariah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun