Mohon tunggu...
Najwa Kamila
Najwa Kamila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Memperlajari dan menyukai hal yang membahas terkait Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Warisan Ilmu Seorang Ilmu Aristoteles

4 Juni 2024   23:20 Diperbarui: 4 Juni 2024   23:40 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Aristoteles, lahir di Stagira, Chalcidice, Yunani pada 384 SM, merupakan sosok yang tak terelakkan dalam sejarah filsafat. Putra dari Nicomacus, dokter pribadi Raja Amyntas III dari Makedonia, Aristoteles kehilangan ayahnya di usia 15 tahun dan kemudian diasuh oleh pamannya, Proxenus. Pada usia 17, ia mulai belajar di Akademi Plato di Athena, yang membentuk fondasi pemikirannya dan memicu minatnya pada spekulasi filosofis. Aristoteles menjadi figur penting di akademi tersebut, mengajar selama dua dekade.

Ide-ide Aristoteles memberikan kontribusi besar bagi pemikiran Barat dan agama dunia. Santo Thomas Aquinas, Maimonides, dan Ibnu Rusyid adalah beberapa pemikir yang menyelaraskan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristen, Yahudi, dan Islam. Namun, pujian tak terbatas terhadap Aristoteles di akhir abad pertengahan nyaris menjurus pada penyembahan berhala, suatu hal yang tidak ia setujui, terutama karena beberapa pandangannya, seperti dukungannya terhadap perbudakan dan pandangan rendah terhadap wanita, jelas tidak cocok di zaman modern.

Aristoteles percaya bahwa filsafat ilmu adalah fondasi dari semua pengetahuan, mencakup berbagai bidang mulai dari metafisika hingga politik. Ia memperkenalkan konsep penting dalam fisika, seperti pembagian alam semesta menjadi dunia sublunar dan supralunar, serta pentingnya logika dalam matematika. Dalam metafisika, ia berargumen bahwa bentuk dan materi tidak dapat dipisahkan dan menganggap jiwa sebagai prinsip kehidupan yang integral dengan tubuh.

Di samping itu, Aristoteles juga menggali estetika dalam "Poetika", menekankan pentingnya empirisme dalam seni dan bagaimana keseimbangan serta proporsi menciptakan keindahan. Konsep-konsep seperti hule dan morfe, serta aktus dan potensia, menandai pemikirannya tentang potensi dan aktualisasi. Pendekatannya yang empiris dan logis membuat Aristoteles tetap relevan, menginspirasi pemikiran dan diskusi bahkan ribuan tahun setelah kematiannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun