Mohon tunggu...
Najwa QurrotaAyun
Najwa QurrotaAyun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Agak ambis dikit

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kerjaan Tikus-Tikus Berdasi

30 November 2023   19:19 Diperbarui: 30 November 2023   19:19 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Korupsi

Halo rek, wes essay keberapa ini? Ke tuju kalo ga salah, jujur sudah mulai buntu otaknya bagi saya yang tidak begitu mahir dalam membuat tulisan untuk menyampaikan sebuah hal. Tapi ya its okey lah jadi punya pengalaman curhat tentang materi mata kuliah. Di tulisan yang ke tuju ini kita akan eh aku akan membahas tentang korupsi. Penasaran gimana kelanjutannya? Stay tuned bolo.

Ok mari kita mulai pembahasan tentang korupsi, pesennya pak dosen pancasila mbuat tulisan kayak gini jangan isinya materi doing, is I aja cerita yang memancing kamu memberi pendapat pada cerita yang kamu tulis. So, jangan heran kalo ga begitu membahas lebih dalam tentang korupsi, but I try to do better. Aku akan menuliskan permasalahan yang berkaitan dengan korupsi itu sendiri.

Harusnya ga usah dijelasin lagi sih, umat mana coba yang ga tau tentang korupsi? Pasti kalian semua udah pada ngeh sama yang namanya korupsi. Korupsi adalah sebuah perbuatan yang mengambil keuntungan dari sesuatu yang bukan haknya. Itu secara umumnya, orang yang melakukan korupsi disebut dengan koruptor atau kita sering menyebut dengan istilah tikus-tikus berdasi dan sering kali kita temui situasi seperti ini di ranah pemerintah Negara kita sendiri.

Sekarang aku mau nanya, hal apa atau perasaan apasih yang terbesit pada kalian kalo denger kata korupsi atau koruptor? Pasti ga lepas dari anggota dewan yang memakan uang rakyat dan perasaan marah karena merasa tidak diperlakukan adil oleh pihak atas. Namun coba kalian lihat lagi, korupsi itu ga Cuma dilakukan anggota dewan loh, pernah denger ga kabar tentang anggota KPK ( komisi pemberantasan korupsi ) sendiri yang melakukan korupsi. Dari permasalahan tadi ada beberapa pelajaran yang kita ambil, tidak hanya tentang kepercayaan tapi bagaimana kesadaran diri kita untuk melakukan tanggung jawab yang sudah di amanahkan. 

Mengapasih para atasan masih memakan uang rakyat padahal kalo dilihat lagi penghasilan mereka sudah berkali lipat dari kita yang notabane nya adalah rakyat biasa. Menurut saya ada beberapa factor yang mendorong mereka melakukan hal tercela tersebut, pertama sebab lingkungan atau meniru orang yang dikenal, yang kedua yaitu alasan yang sangat logis, benar karena ketamakan seorang manusia tergiur oleh gemerlap dunia, jabatan tinggipun tidak menjamin kepuasan seseorang dalam pencapaiannya, maka dari itu kita memang tidak boleh mudah puas dengan pencapaian kita tapi juga tidak boleh tamak dengan suatu hal, apalagi sampai mengambil harta yang seharusnya bukan milik kita bahkan itu milik rakyat dan Negara yang kita pimpin.

Sudah cukup membahas tentang pemerintah, semoga kita terhindar dari sifat serakah tersebut ya dan bisa mengampu amanah dengan baik saat kita memiliki jabatan atau saat menjadi pemerintah. Sekarang kita bahas ranah kecil yaitu ranah kita sendiri dalam kehidupan, sadar ga sadar dilingkungan kita pun (bukan pemerintah) sengaja atau tidak juga banyak yang bisa dianggap korupsi, contoh kevil dan paling sederhana dengan point of view mahasiswa yaitu seorang bendahara. 

Bendahar dipilih untuk bertanggung jawab atas keuangan kelas, menurut saya bendahara itu amanahnya besar, karna pasti banyak dituduh atau digosipinnya. Entah dari bendahara yang disebut seperti ibu kos karna suka menagih uang atau bahkan dituduh karena pengeluaran yang tidak dicatat sehingga harus dicurigai sebagai pemakai uang kas. 

Bendahara itu ga berat kalo memang punya tekat untuk menjalankan amanah dan jujur pada diri sendiri serta menyadari tugasnya. Kasus kedua yang saya sebutkan tadipun sering kali terjadi memang, seorang bendahara yang diam-diam menjadi investasi bodong atau bahkan mengambil uang kas karena tergiur dengan uang yang dibawanya, entah sebab ingin saja atau karna kepepet. 

Tindakan seperti ini bisa menjadi benih-benih tukang korupsi atau koruptor, lantas bagaimana mengatasinya? Yaitu dengan percaya bahwa tuhan selalu melihat perbuatan hambanya, mungkin mengambil harta yang bukan hak kita diambil untuk alasan pribadi dengan pemikiran tidak ada yang melihat, padahal tuhan kan maha tau. Kedua selalu ingat akan tanggung jawab kita. Ketiga selalu mencatat pemasukan atau pengeluaran yang didapat agar terdapat bukti valid atas uang yang ad, terakhir dengan menguatkan iman kita dalam menghindari sifat serakah.

Bagaimana sobat? Korupsi memang sangat indah bila tidak ketahuan, siapa yang tidak ingin kaya cepat dan mendapat apa yang diinginkan dengat sat set? Tapi ingat hasil korupsi bisa dihukumi harta haram sebab bukan milik kita namun kita pakai, kalo uang haram digunakan dalam bermuamalah, jual beli atau sebagainya, barang yang kita beli dan kita gunkan atau bahkan kita makan juga bisa dihukumi haram, naudzubillah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun