Dalam Surah Yusuf ayat 108, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad  SAW  agar  memaklumatkan  hakikat  dari  da'wah  yang diperjuangkkannya, Allah SWT berfirman : Artinya: Katakanlah inilah jalanku yang aku menyeru kepada Allah di atas Bashirah, Aku dan orang-orang yang mengikutiku, dan mahasuci Allah dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya (QS. Yusuf ayat 108) hubungan  (munsabah)  ayat  ini  dengan  keseluruhan  Surah  Yusuf  yang memuat  kisah  Nabi  Yusuf   dan  saudara-saudaranya 'alaihimussalam,  bahwa  ayat 108  ini  menegaskan  bukti  kebenaran  Nubuwat  dan  risalah  Nabi  Muhammad SAW  yang  dengan  wahyu  dari  Ilahi  dapat  menjelaskan  kisah  ini,  padahal  Nabi Muhammad  SAW  dan  kaumnya  sama  sekali  tidak  mengetahui  dan  mendengar sebelumnya, seharusnya  kisah  Nabi  Yusuf  sudah  cukup  menjadi  bukti  nyata kebenaran da'wah Nabi Muhammad SAW.
Ibnu  Katsr  menyebutkan  bahwa  Allah  SWT memerintahkan  kepada hamba dan rasul-Nya untuk memaklumatkan kepada seluruh manusia, bahwa ini adalah jalannya yaitu da'wah kepada syahadat bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah semata dan tidak ada sekutu baginya, aktivitas da'wah ini  berdiri  landasan bashrah yaitu  keyakinan  dan  bukti  nyata  baik  yang  bersifat syar'iy atau  pun  yang  bersifat 'aqliy, da'wah ini dilakukan oleh Rasulullah dan orang-orang yang mengikutinya. Asy-Sya'raw menjelaskan makna ayat di atas, bahwa Nabi Muhammad SAW  diperintahkan  untuk  memaklumatkan  bahwa  da'wah  ini  adalah  seruan untuk  beriman  kepada  Allah  semata,  dan  bahwa  aktivitas  da'wah  ini  adalah bentuk  nyata  pengamalan  iman  kepada  Allah  dan  menerima  manhaj-Nya, mengharap  balasan  akhirat  dari-Nya dan berada di atas bashirah untuk da'wah ini
Dari tafsir yang disampaikan oleh Ibnu Katsir juga Asy-Sya'rwi didapatkan bahwa da'wah  ilallah sebagaimana  yang  disebutkan  dalam  ayat  tersebut, menegaskan sekurangnya dua hal,pertama,bahwa tujuan da'wah adalah menyeru manusia  untuk  beribadah  kepada  Allah  semata  (tauhid)  yang  kedua,  bahwa motivasi  gerakan  atau  aktivitas  da'wah  ilallah  adalah  iman  yang  melahirkan keikhlasan sehingga tidak berharap balasan dari selain Allah.
Terkait makna bashrah dalam da'wah,  sebagaimana para mufassir lainnya, Abdurrahman as-Sa'di menegaskan bahwa bashrah adalah hujjah yang jelas  (al-hujjah al-Wadhihah) atau ilmu yang tidak ada keraguan padanya, kemudian as-Sa'd menambahkan  bahwa jalan yang dida'wahkan oleh Rasulullah SAW adalah jalan yang  dapat  menyampaikan  kepada  Allah  dan  surganya,  yang  mencakup  ilmu tentang  kebenaran,  mengamalkannya,  mendahulukannya,  dan  memurnikan agama hanya untuk Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya.
Ibnu Asyr menjelaskan hujjah disebutkan sebagai bashrahadalah majz Aqly,sedangkan al-bashradalah seorang yang memiliki hujjah karena dengannya dia dapat melihat hakikat kebenaran, dalam ayat ini juga sebagai berita bahwa para Sahabat  Nabi  diperintahkan  untuk  berda'wah  kepada  keimanan  sesuai kemampuan  mereka  dan  mereka  telah  melaksanakannya  dengan  berbagai macama  media da'wah, dan beliau menyimpulkan  bahwa  di  awal-awal  Islam hukum da'wah adalah wajib A'ini,  dan  ketika  Islam  telah  terdengar  ke  seluruh penjuru da'wah menjadi wajib kifayah.
Ibnu Asyur juga menambahkan bahwa kalimat "subhanallah" dalam posisi ma'thf ke kalimat sebelumnya yaitu Aku menyeru kepada Allah bermakna bahwa Aku berda'wah kepada Allah dan aku mensucikan-Nya, sehingga maknanaya aku mengajak manusia untuk mentauhidkan Allah, mentaati-Nya dan mensucikannya dari segala kekurangan sebagaimana yangdilakukan orang-orang musyrik  yang berdoa kepada sekutu-sekutu, anak dan istri yang mereka buat-buat.Asy Sya'rawi memberikan makna lebih bahwa sebagaimana al-bashar untuk melihat sesuatu yang inderawi, sedangkan bashirah untuk yang bersifat maknawi, bashar  tidak  bisa  melakukan  tugas   bashirah,  karena  bashirah adalah keyakinan yang ditemani oleh cahaya yang dapat memuaskan jiwa manusia
Dari berbagai  penjelasan  tafsir  di  atas,  sekurangnya  ada  dua  hakikat  dari karakter da'wah Islam dalam surah Yusuf ayat 108, yaitu : ad-da'wah ilallahdan ad-da'wah 'al bashrah.Hakikat  pertama, ad-da'wah ilallah mengandung  beberapa  interpretasi,  yaitu ; pertama, bahwa tujuan da'wah adalah mengajak manusia kepada jalan Allah,  mendapatkan  keridhoan-Nya  sehingga  mencapai  kepada  surga  tempat kemuliaan, yang dimaksud jalan Allah disini adalah agama Islam yang dibawaoleh Rasulullah SAW. Kedua, Allah sebagai tujuan da'wah seharusnya mengingatkan setiap juru da'wah bahwa da'wah yang dilakukannya harus berdiri diatas keikhlasan dan di atas kebenaran, oleh karenanya yang diharrapkan seoranga da'i adalah pahala dari Allah Ta'ala, di atas kebenaran maksudnya da'wah kepada Allah agar benar-benar sampai kepada tujuan maka harus berdasarakan kepada ilmu yang benar, dan hal tersebut dtegaskan Kembali pada sambungan ayat
Hakikat Kedua, ad-da'wah 'al bashrah, dalam menafsirkan bashrahpara ahli tafsir  menggunakan  beragam  ungkapan,  diantaranya  dakwah  dengan  ilmu  yang tidak meragukan, da'wah dengan hujjah, da'wah dengan keyakinan. namun dari berbagai ungkapan itu bermuara pada ilmu yang dipandu oleh wahyu. Al-'Anzy dalam bukunya "al-Bashrah fi ad-Da'wah" menyebutkan bahwa bashrahmencakup hal-hal berikut, yaitu : Bashrahdalam dalam pesan da'wah yang berupa  perintah  atau  larangan,bashrah dalam metode da'wah, bashrah tentang keadaan mad' dan bagaimana menapaki jalan yang benar di dalam da'wah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H