Teori Behavioristik merupakan Teori yang mempelajari mengenai perilaku manusia. Fokus dalam Teori Behavioristik ini lebih menekankan terhadap perubahan tingkah laku manusia. Perspektif behavioristik berfokus pada peran belajar dalam menjelaskan tingkah laku manusia dan terjadi melalui rangsangan stimulus yang menimbulkan suatu perilaku reaksi. Dalam teori behavioristik, tingkah laku sepenuhnya diatur dalam aturan, bisa diramalkan, serta bisa ditentukan. Teori ini menjelaskan bahwa tingkah laku keterlibatan seseorang karena mereka telah mempelajarinya terlebih dahulu melalui pengalaman.Â
Teori Belajar Behavioristik menekankan pembelajaran seseorang berkaitan dengan peristiwa lingkungan. Maka dari itu, lingkungan lah yang memiliki peran penting dan berkaitan erat dengan proses pembelajaran. Menurut teori ini, seseorang terlibat dalam tingkah laku tertentu karena mereka telah mempelajarinya, melalui pengalaman-pengalaman terdahulu, menghubungkan tingkah laku tersebut dengan hadiah. Seseorang menghentikan suatu tingkah laku, mungkin karena tingkah laku tersebut belum diberi hadiah atau telah mendapat hukuman. Karena semua tingkah laku yang baik bermanfaat ataupun yang merusak, merupakan tingkah laku yang dipelajari.
Menurut teori belajar behavioristik, hasil akhir yang dapat diperoleh dari proses pembelajaran adalah perubahan perilaku siswa. Thorndike dalam Moreno (2010), berpendapat bahwa siswa yang siap menerima perubahan perilaku akan membawa kepuasan tersendiri. Selain itu, stimulus dan respons ini perlu diulangi untuk mendapatkan perubahan perilaku yang diharapkan. Implikasi teori belajar merupakan bagian penting dari teknologi pendidikan, dan memiliki potensi yang besar dalam pemanfaatan sarana dan prasarana untuk mengoptimalkan dan meningkatkan pendidikan. Implikasi teori belajar merupakan bagian penting dari teknologi pendidikan, dan memiliki potensi yang besar dalam pemanfaatan sarana dan prasarana untuk mengoptimalkan dan meningkatkan pendidikan.Â
Dengan mengaitkan kepentingan antara berbagai sistem sarana dan prasarana, maka dapat menjadi bagian integral dari sistem pendidikan, sehingga tercipta sistem pendidikan yang dapat mengembangkan pendidikan secara efektif. Implikasi teori behavioristic dalam proses pembelajaran dirasa kurang memberikan ruang gerak bebas kepada siswa untuk berkreasi, bereksperimen, dan mengembangkan kemampuannya sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Akibatnya, siswa kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada dalam diri mereka.
Psikologi humanistik adalah pendekatan dalam psikologi yang menekankan pada pengalaman subjektif individu dan potensinya untuk berkembang. Berbeda dengan pendekatan psikologi lainnya, seperti psikoanalisis yang berfokus pada alam bawah sadar atau behaviorisme yang menekankan pada perilaku yang dapat diamati, psikologi humanistik lebih menekankan pada pengalaman manusia secara keseluruhan. Pendekatan ini memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki kesadaran diri, kebebasan memilih, dan kapasitas untuk bertumbuh dan berkembang. Salah satu tokoh utama dalam psikologi humanistik adalah Abraham Maslow, yang mengembangkan teori hirarki kebutuhan, dan Carl Rogers, yang mengembangkan terapi berpusat pada klien. Kedua tokoh ini menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan psikologis dasar untuk mencapai aktualisasi diri, yaitu puncak dari potensi manusia.
Teori belajar humanistik menekankan pentingnya memperlakukan siswa sebagai individu yang unik dengan potensi yang harus dikembangkan, bukan hanya sebagai penerima pasif informasi. Dalam konteks pendidikan, teori ini mendorong pendekatan yang berpusat pada siswa, di mana kebutuhan, minat, dan pengalaman siswa menjadi pusat dari proses pembelajaran. Guru yang mengadopsi pendekatan humanistik berusaha menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pertumbuhan pribadi siswa, dengan memberikan mereka kebebasan untuk mengekspresikan diri, mengeksplorasi minat mereka, dan mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.Â
Tujuan utama dari pendekatan ini adalah membantu siswa mencapai aktualisasi diri, yaitu mencapai potensi penuh mereka baik secara akademis maupun personal. Dalam praktiknya, implikasi dari teori belajar humanistik terlihat dalam berbagai strategi pembelajaran. Guru yang menggunakan pendekatan ini cenderung mendorong metode pembelajaran aktif yang melibatkan partisipasi siswa secara penuh, seperti diskusi kelompok, proyek-proyek kolaboratif, dan pembelajaran berbasis masalah. Mereka juga menekankan pentingnya menciptakan hubungan yang positif dan suportif antara guru dan siswa. Hubungan ini dibangun di atas dasar empati, keaslian, dan penerimaan tanpa syarat, di mana siswa merasa aman dan dihargai, sehingga lebih terbuka untuk belajar dan mengambil risiko intelektual. Pendekatan ini juga mengakui pentingnya aspek emosional dan sosial dari pembelajaran, yang sering kali diabaikan dalam pendekatan tradisional yang lebih berfokus pada kognisi semata.
Kematangan adalah konsep yang kompleks yang merujuk pada perkembangan individu dari segi fisik, emosional, sosial, dan intelektual hingga mencapai tahap di mana seseorang dianggap telah mencapai kedewasaan atau kebijaksanaan tertentu. Dalam konteks perkembangan manusia, kematangan sering dikaitkan dengan kemampuan individu untuk bertindak dengan tanggung jawab, memahami konsekuensi dari tindakan mereka, dan menunjukkan perilaku yang sesuai dengan norma dan harapan masyarakat. Kematangan bukan hanya soal usia, tetapi juga tentang bagaimana seseorang berkembang melalui pengalaman dan pembelajaran untuk mencapai stabilitas dan integritas dalam kepribadian mereka.
Perbedaan individual diantara anak didik merupakan hal yang tidak mungkin dihindari, karena hampir tidak ada kesamaan yang dimiliki oleh manusia kecuali perbedaan itu sendiri. Sejauh mana individu berbeda akan mewujudkan kualitas perbedaan mereka atau kombinasi-kombinasi dari berbagai unsur perbedaan tersebut. , Setiap orang, apakah ia seorang anak atau seorang dewasa, dan apakah ia berada didalam suatu kelompok atau seorang diri, ia disebut individu. Individu menunjukan kedudukan seseorang sebagai orang perorangan atau perseorangan. Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang perseorangan, berkaitan dengan perbedaan individual perseorangan. Ciri dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini disebut perbedaan individu atau perbedaan individual. Maka "perbedaan" dalam "perbedaan individual" menurut Landgren (1980) menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi yang aspek fisik maupun psikologis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H