Pagi hari, hujan tengah mengguyur jalanan. Meski sebentar, tetap saja membasahi halaman. Cuaca mendung bercampur dengan hawa dingin, membuat suasana jadi sepi. Tak nampak satu atau dua orang lalu lalang di sebelah rumah. Semuanya masih berdiam diri. Bagaikan burung yang enggan keluar dari sangkarnya.
Tidak bagi saya, pagi ini membuat saya untuk pergi ke toko kelontong membeli susu jahe. Rasanya susu jahe sangat cocok untuk menemani saya merakit kata-kata yang cuacanya sepi dan dingin seperti sekarang. Jika dibandingkan kopi kurang pas rasanya. Mungkin nanti malam saja lah.
Sekaligus mengawali pagi hari minum susu jahe sebagai penguat sistem imun bagi tubuh. Supaya corona semakin menjauh. Begitulah kira-kira ekspektasinya.
Sampai di toko, ternyata ada anak perempuan dan ibu pemilik toko. Tanpa sengaja saya mendengar perbincangan mereka. Seperti inilah yang mereka bicarakan.
A : Adalah anak perempuan.
I : Adalah ibu nya sekaligus pemilik toko.
A: "Buk, tau enggak biasanya hari ini, ibu bangun jam lima subuh siap sana sini terus nganter aku ke sekolah".
I: "Kan sekolah libur dek. Gara-gara virus korona".
A: "Terus ibu minta bapak jaga toko sampai kita berdua pulang sekolah. Ibu lupa dengan hari ini".
I : "Ya enggaklah dek, ini kan hari senin".
A: "Bukan itu bu maksudnya, hari ini kan Hari Kartini. 21 April bu".