Mohon tunggu...
Najmie Zulfikar
Najmie Zulfikar Mohon Tunggu... Administrasi - Putra : Hamas-ruchan

Pe[ngen]nulis | Konten Kreator YouTube | Channel : James Kalica

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pak Anies, Jangan Menangis!

2 Januari 2020   23:25 Diperbarui: 2 Januari 2020   23:32 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengawali tahun baru masehi 2020 seolah ada perpisahan yang tidak terduga antara musim kemarau dengan musim penghujan. Ceremoni pisah sambut musim seolah sudah terencana dalam rundown. Sang Pencipta, telah mempersiapkan ini semua. Puncaknya hujan mengguyur di semua wilayah. Mungkinkah, ini bagian dari doa sang jomblo yang tak henti-hentinya menadahkan kedua tangan kepada Sang Kuasa agar di malam pergantian tahun udara menjadi dingin dan jalanan menjadi basah. Sehingga, mereka yang katanya sudah berpasang-pasangan tetap di rumah dan tidak boleh melihat "jetar jeter" nya kembang api. Apakah pembaca sering menemui hal yang sama dengan penulis. Hal tersebut sering penulis jumpai saat melihat story maupun meme yang menghiasi lini masa di penghujung tahun yang seolah-olah lalu lalang seperti event tahunan.

Serupa dengan event tahunan yang selalu hadir saat musim penghujan di Jakarta yakni banjir. Masyarakat Jakarta nampaknya sudah khatam betul peristiwa tersebut akan selalu menjalin silaturrahmi. Sepertinya banjir tak pernah lupa untuk bolak balik Jakarta. Sehingga menjadi hal yang tidak aneh lagi untuk digunjingkan.

Meskipun merupakan hal yang tidak aneh bagi warga Jakarta, penulis yang merupakan bukan warga Jakarta juga turut prihatin terkait peristiwa tersebut. Melihat kronologi nya yang disiarkan pada berita-berita di TV, hujan yang mengguyur pagi, siang, malam membuat debit air menjadi semakin bertambah. Belum lagi adanya tambahan kiriman air dari penyangga ibu kota. Sudah pasti banjir melanda ibu kota, Jakarta.

Tentu banyak kerugian-kerugian yang diakibatkan dari banjir tersebut baik material maupun non material. Air yang bercampur lumpur berwarna kecoklatan juga rentan terhadap kuman dan penyakit. Jika tidak berhati-hati gatal-gatal siap mengintai. Belum lagi, nyamuk-nyamuk nakal juga akan menebar penyakit.

Bukan hanya itu saja, kegiatan seperti pendidikan, ekonomi, aktivitas sehari-hari juga bakal terganggu. Walaupun hanya dibeberapa kawasan, namun hal ini juga sangat merugikan.

Lalu siapa yang akan mengganti semua kerugian-keruagian tersebut? Mau minta ganti rugi dengan Pak Anies selaku Gubernur Jakarta? Wah, bisa-bisa Pak Anies nanti yang gantian menangis.

Yang jelas ini bukan salah Pak Anies. Pak Anies tidak akan mengganti kerugian itu semua. Pak Anies hanya akan memberikan janji bahwa "Jakarta, Bahagia Warganya, Jakarta, Maju Kotanya".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun