Mohon tunggu...
Najmie Zulfikar
Najmie Zulfikar Mohon Tunggu... Administrasi - Putra : Hamas-ruchan

Pe[ngen]nulis | Konten Kreator YouTube | Channel : James Kalica

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keluarga Masa Kini Harus Melek Literasi

7 September 2019   12:18 Diperbarui: 11 September 2019   20:42 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dreamstime.com

Keluarga merupakan wadah utama bagi anak dalam memperoleh pendidikan. Selain sebagai lembaga pendidikan bagi anak, keluarga juga memfasilitasi kebutuhan biologis maupun psikologis nya. Sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Melalui keluarga, anak-anak nantinya dapat bersosialisasi dan diterima dikalangan masyarakat dengan landasan keadaban nilai-nilai luhur dan budaya yang diajarkan oleh orang tua.

Orang tua sebagai mentor dalam pendidikan di lingkungan keluarga mempunyai dua tanggung jawab yang harus di implementasikan. Pertama, memberikan teladan yang positif bagi anak. Anak cenderung memiliki sifat imitatatif. Apapun yang akan dilihat akan ditirukannya. Sifat inilah yang harus dimanfaatkan oleh mentor (orang tua) sebagai media dalam mendidik anak. Perilaku-perilaku positif dan penanaman nilai-nilai keadaban memungkinkan untuk ditanamkan.

Kedua, membiasakan perilaku yang baik. Perilaku kecil seperti membaca buku selama dua puluh menit, jika dibiasakan setiap hari akan menjadi budaya. Lahirnya sebuah budaya dikarenakan adanya kebiasaan yang selalu diulang-ulang yang kemudian melekat dalam sendi kehidupan. Apabila tidak sengaja melewatkannya, akan muncul perasaan gelisah dan merasa ada kejanggalan.

Kebiasaan membaca buku yang dilakukan oleh orang tua di ruang keluarga, memungkinkan anak untuk menirunya. Apalagi anak yang berumur sekitar 6-12 tahun akan menirukan perilaku orang tuanya. Jika yang dilakukan membaca buku, kemungkin besar anak akan membaca atau menulis di buku.  Kondisi ini didasari pada kognitif anak yang mempunyai ruang kosong yang lebih besar dalam menerima informasi sebagai proses pembentukan kepribadian.

Mendidik anak dengan cara memberikan contoh-contoh lebih efektif dari pada menyampaikan teorinya saja. Pemberian pengalaman belajar anak secara langsung akan melekat kuat dibenaknya. Karena apa yang dilihat sangat relevan dengan daya nalarnya. Metode ini sangat bagus, apabila orang tua menyadarinya untuk diterapkan sejak dini. Sehingga apa yang diperoleh, apa yang diajarkan akan melekat hingga dewasa.

Dewasa ini perkembangan keluarga berada pada zaman yang dikenal dengan revolusi industri 4.0.  Keluarga masa kini harus mampu mengambil tantangan ini. Hal tersebut ditandai dengan menguatnya teknologi dan menurunnya globalisasi. Menguatnya teknologi dapat dilihat dari kebutuhan sehari-hari yang tidak bisa lepas dari pengaruh internet. Internet of Thing (IoT) yang saat ini sudah memasuki sendi kehidupan orang tua maupun anak.

Tidak heran jika sekarang ini anak SD dapat memesan makanan atau pun kendaraan melalui aplikasi online. Tanpa harus pergi dari rumah dan membuang banyak waktu di jalan. Kini hanya dalam hitungan menit, pesanan yang dipesan sudah di depan mata. Pengaruh teknologi begitu cepat diserap dan diterima oleh anak dibanding orang tua. Perkembangan informasi yang cepat tentu ada efek sampingnya untuk keluarga.

Saya berpendapat bahwa tantangan keluarga saat ini ada tiga faktor yaitu ekonomi, teknologi, ekonomi dan teknologi.

Pertama, keluarga yang mempunyai masalah ekonomi biasanya dari kalangan menengah ke bawah. Pendidikan yang pas-pasan dan pekerjaan yang serabutan, sering timbul permasalahan. Seperti halnya seorang ibu tega membunuh bayinya dan kemudian membuangnya  karena hubungan perselingkuhan. Rendahnya edukasi tentang parenting terhadap anak, hingga kemudian seorang ibu tega melakukan perbuatan keji tersebut.

Kudua, keluarga dengan permasalahan teknologi. Biasanya masalah ini menyasar pada keluarga yang mempunyai ekonomi yang berkecukupan dan menguasai teknologi. Permasalahan yang sering muncul adalah perselingkuhan. Penguasaan teknologi yang baik, terkadang malah disalah gunakan fungsinya. Hal ini didukung dengan penggunaan media sosial sebagai pintu gerbang perselingkuhan. Hingga kemudian puncaknya pada sebuah perceraian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun