Di dunia politik, citra seorang pemimpin menjadi salah satu variabel penting penentu popularitas. Selain gagasan atau visi-misi yang dibawakan dalam pidato, publik juga menjadikan sisi humanis dan kepribadian para calon pemimpin sebagai pertimbangan dalam menentukan pilihan.
Maka, tak heran, setiap calon pemimpin biasanya sering menggunakan pendekatan non-konvensional seperti menonjolkan ciri khas kepribadian masing-masing sebagai upaya menarik hati masyarakat, yang kemudian dikenal dengan istilah soft power. Yakni, cara halus untuk memengaruhi opini publik tanpa paksaan.
Salah satunya adalah Prabowo Subianto, presiden terpilih Republik Indonesia 2024-2029. Selama masa kampanye, ia menjadikan kucingnya, Bobby sebagai cerminan sifatnya yang lembut dan humanis. Bobby Kertanegara menjadi simbol kehangatan yang mengimbangi imejnya yang selama ini dikenal tegas dan keras. Kehadiran Bobby di berbagai momen, baik dalam foto maupun video menciptakan narasi bahwa Prabowo memiliki sisi penyayang yang mungkin selama ini belum terlihat jelas oleh publik.
Sosial media juga berperan penting dalam pembentukan citra hangat dan lembut Prabowo. Daya tarik emosional ini disambut baik oleh pecinta hewan peliharaan khususnya kucing di sosial media. Lagipula, konten-konten ringan seperti video kucing yang lucu lebih mudah diterima publik dibandingkan video berbau politik yang kompleks. Hal ini berpeluang besar menjangkau audiens secara luas, terlebih masyarakat yang sebelumnya apatis terhadap politik.
Strategi ini dapat dikatakan berhasil, mengingat banyaknya masyarakat yang menggemari video-video kucing milik Prabowo ini. Bahkan, Bobby Kertanegara mendapat penghargaan Top Trending Searches 2024 untuk kategori "Siapa" dari Google Indonesia.
Bobby Kertanegara menjadi bukti bagaimana hal-hal sederhana dapat menjadi faktor keberhasilan politik di era ini. Ia mampu membantu pembentukan citra positif seorang calon pemimpin dan menarik perhatian masyarakat secara emosional.
Namun, yang perlu kita perhatikan bersama adalah, bahwa popularitas semata tidak cukup. Substansi gagasan dan visi misi yang dibawakan seorang calon pemimpin sudah sepatutnya menjadi pertimbangan utama dalam menentukan pilihan politik. Dalam kasus ini contohnya, apakah kehangatan Prabowo dan kucingnya benar-benar menggambarkan pribadinya dan mencerminkan bagaimana visi yang ia bangun untuk Indonesia kedepannya, atau sekadar menjadi pemanis demi meraih perhatian publik semata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H