Remaja adalah masa di mana seorang anak mulai beralih menjadi dewasa. Fase ini menyebabkan banyak perubahan dan perkembangan pada diri mereka. Perkembangan dari segi fisik, perilaku, dan emosi. Para ahli menggambarkan masa remaja dianggap sebagai periode "Badai dan Tekanan" (Strom and Tress). Selama masa remaja, mereka mengalami perubahan signifikan dalam identitas dan emosi mereka. Mereka mempertanyakan diri mereka sendiri, mengeksplorasi tentang diri mereka, dan sering merasa cemas tentang masa depan. Suasana hati yang tidak seimbang dan tekanan lingkungan yang meningkat dapat menyebabkan emosi yang intens dan perubahan suasana hati. Remaja mengeksplorasi dirinya dengan cara melakukan berbagai keterampilan baru, membangun hubungan interpersonal, menguji batasan mereka seperti dengan melakukan perilaku berisiko.
Dalam mencari identitas diri, dalam beberapa hal sering mendapat pengaruh dari lingkungan yang membuat tekanan pada diri mereka. Hal ini membuat emosi mereka tidak stabil. Pada  masa  remaja sering  kali mengalami  mudah  marah,  mudah  tersinggung,  dan  emosinya  cenderung meninggi (menggerutu, bersuara keras), dan tidak berusaha mengendalikan. Akibatnya kekesalan tersebut terakumulasi dalam beberapa hal kekerasan seperti tawuran massal, pemerkosaan, penculikan, pencurian, mengumpat, bully bahkan membunuh hingga bunuh diri. Tindakan tersebut sering menjadi sorotan media seperti televisi, yang mempertimbangkan bahwa masalah yang dihadapi oleh remaja saat ini perlu untuk diperhatikan terutama dalam menjaga kondisi psikologis mereka.
Perkembangan remaja menuju dewasa ditentukan oleh berbagai faktor yang dapat memepengaruhi anak pada saat mereka kecil. Penting bagi orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk menyadari pengaruh besar yang dapat diberikan oleh lingkungan terhadap psikologis remaja. Pola asuh orang tua sangat berpengaruh penting dalam perkembangan remaja. Dengan memberikan gaya pola asuh seperti kasih sayang, sikap keterbukaan, pemberian dukungan, kedisiplinan, dan perlakuan adil terhadap anak merupakan hal yang penting untuk mengembangkan perilaku positif pada anak. Sedangkan, jika tidak diberikan dengan pola asuh demokratis maka anak bisa mengalami kesulitan dalam hal hubungan sosial dan mengakibatkan perilaku kenakalan remaja sebagai bentuk kompensasi.
Remaja yang melakukan tindakan kenakalan sebenarnya mereka ingin mendapatkan pengakuan dan perhatian dari orang tuanya, namun mereka tidak mendapatkan hal tersebut di rumah. Mengenali dan menjaga kesehatan mental anak sejak dini penting untuk dilakukan. Kesehatan mental merupakan kondisi dimana individu memiliki kesejahteraan baik dalam emosional, psikologis, dan sosial yang baik, sehingga mampu mengelolanya dengan baik. Kondisi psikologis remaja sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, seperti lingkungan keluarga, teman sebaya, sekolah, maupun masyarakat. Ada beberapa lingkungan yang dapat mempengaruhi terhadap tumbuh kembang psikologis dan perilaku remaja :
- Lingkungan KeluargaÂ
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama dalam tumbuh kembang anak. Dimana peran orangtua sangat signifikan berpengaruh pada perilaku anak. Keluarga, orang tua  dapat membantu dalam pengambilan keputusan dan dukungan emosional pada anak.
- Lingkungan Pertemanan
Kualitas hubungan dengan teman sebaya dapat mempengaruhi kesejahteraan mental remaja secara keseluruhan. Membangun hubungan yang baik dengan teman sebaya menciptakan lingkungan sosial yang mendukung. Jika, remaja kecenderungan untuk mengikuti keyakinan, nilai, rutinitas, preferensi, atau tujuan teman sebayanya dikenal sebagai sikap konformis . Akibatnya, lebih cenderung bertindak serupa dengan temannya baik tindakan positif atau negatif.
- Lingkungan Media Sosial
Konten media sosial dapat mempengaruhi cara mereka melihat diri sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar mereka. Media sosial dapat memberikan tekanan untuk tampil sempurna dan dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi. Namun, jika dapat digunakan dengan bijak, media sosial dapat mendukung minat dan bakat anak.
- Ruang Lingkup Komunitas
Mengikuti olahraga atau aktivitas lainnya di masyarakat dapat memberikan dampak yang baik bagi perilaku remaja. Remaja dapat menemukan jati dirinya, mengeksplorasi, dan mendapatkan kepercayaan diri dengan dukungan komunitas yang mendukung.
Mengingat begitu utamanya tumbuh kembang psikologis remaja, maka peran orangtua sangatlah penting dalam mempengaruhi bagaimana  anak-anak mereka berperilaku sebagai remaja. Pondasi yang sehat untuk pertumbuhan remaja dapat diciptakan dalam lingkunan keluarga yang stabil,menghargai dan mendukung. Remaja mungkin bertindak bermusuhan atau berontak jika mereka tumbuh dalam suasana kekerasan dan otoriter. Sebaliknya Remaja cenderung menunjukkan perilaku yang lebih sehat dan mudah beradaptasi jika mereka tumbuh dalam suasana yang penuh kasih dan diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan baik dengan orang lain. Teman sebaya, media sosial dan juga komunitas selain keluarga berperan besar dalam menentukan perilaku remaja. Remaja sering kali meniru tingkah laku temannya dan terpengaruh oleh media sosial dan komunitas dalam perkembangan psikologisnya. Tentunya harapan orangtua, masyarakat, bangsa ini menginginkan agar pengaruh yang positif, edukatif, inspiratif dan kreatif yang mendasari tumbuh kembang psikologis Remaja. Sehingga Remaja menjadi generasi muda yang unggul untuk masa depan bangsa,negara yang maju, sejahtera ,makmur dan berkeadilan sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H