Fokus utama dari gerakan literasi di sekolah adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan pemahaman siswa. Tujuan dari gerakan literasi di sekolah adalah untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendorong minat dan pengembangan keterampilan membaca dan menulis siswa. Salah satu komponen penting dari gerakan literasi di sekolah adalah berbagai strategi dan kegiatan yang dimaksudkan untuk menumbuhkan kecintaan siswa terhadap membaca dan menulis. Suasana yang tidak terikat dan tidak terbebani bagi siswa dapat dilihat dari minat mereka dalam belajar, mencari informasi, mengeksplorasi potensi mereka, dan semangat dan ekspresif mereka dalam menyelesaikan tugas dari beban kurikulum.Â
Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan menulis. Pengertian menulis telah didefinisikan oleh banyak ahli. Saleh Abbas berpendapat bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan untuk mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan melalui bahasa tulis kepada orang lain. Ketepatan bahasa, kosakata, dan gramatikal, serta ejaan harus memastikan bahwa gagasan diungkapkan dengan benar. Menulis, menurut Henry Guntur Tarigan, adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang digunakan dalam komunikasi tidak langsung dan tatap muka. Menulis adalah pekerjaan mengubah ide, gagasan, pikiran, atau perasaan menjadi simbol bahasa. Menurut Mohammad Yunus, menulis adalah kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media atau alatnya. Komunikasi tulis terdiri dari setidaknya empat elemen: (a) Penulis sebagai penyampai pesan; (b) Isi pesan atau tulisan; (c) Saluran atau media yang berupa tulisan; dan (d) Pembaca sebagai penerima pesan. Penggunaan kegiatan literasi dan pembelajaran dalam kurikulum merdeka belajar dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Penerapan literasi yang efektif mencakup penggunaan media pembelajaran yang menarik, pengembangan keterampilan membaca, dan penerapan teknik menulis yang tepat. Selain itu, penerapan literasi yang berpusat pada siswa dan memperhatikan kebutuhan unik siswa juga dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa.
Sebagai bagian penting dari penerapan Kurikulum Merdeka, guru harus beradaptasi dengan perubahan mendasar dalam kurikulum ini dan menggunakan berbagai alat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa mereka. Mereka juga harus menjadi pemimpin yang tangguh dan mampu menghadapi tantangan yang muncul selama proses ini. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kurikulum digunakan secara efektif dan menghasilkan hasil yang diharapkan. Sejak kurikulum merdeka diluncurkan pada tahun 2022, lebih dari 140 ribu sekolah di seluruh negeri telah menerimanya.
Dapat disimpulkan bahwa bahwa tujuan dari menerapkan kurikulum belajar bebas di Indonesia adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menghasilkan generasi muda yang siap menghadapi era abad ini. Salah satu upaya kurikulum merdeka belajar ini adalah menerapkan kegiatan literasi, yang mencakup kemampuan membaca, menulis, berpikir kritis, dan berkomunikasi. Dalam kurikulum merdeka belajar, penerapan literasi juga membawa dampak positif terhadap keterampilan menulis siswa. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa minat baca, pemahaman bacaan, dan penerapan literasi secara keseluruhan dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H