Pada Selasa (16/7), anggota Forum PKK dan Ibu Kader Desa Kebondowo berkumpul dengan semangat untuk belajar mengolah rempah jahe menjadi permen yang tidak hanya lezat, tetapi juga berpotensi meningkatkan perekonomian keluarga. Pelatihan ini menandai babak baru dalam upaya pemberdayaan wanita di desa tersebut.
Siti Mukaromah, S.Pd selaku Ketua Forum PKK Desa Kebondowo, tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya. "Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa UNNES yang telah membawa inovasi ini ke desa kami. Selama ini, jahe hanya kami jual mentah atau paling banter dibuat jamu. Sekarang, kami bisa mengolahnya menjadi permen yang bernilai jual lebih tinggi," ujarnya.
Lebih lanjut, Asmiyarsih selaku Kepala Dusun Kebonbawang menambahkan, "Pelatihan ini bukan hanya tentang membuat permen, tapi juga membuka wawasan kami tentang kewirausahaan. Kami belajar cara mengemas produk yang menarik, menghitung harga jual yang kompetitif, bahkan strategi pemasaran online. Ini benar-benar memberdayakan kami sebagai wanita untuk berkontribusi lebih dalam perekonomian keluarga."
Program UNNES GIAT 9 2024 ini tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga memperkuat peran wanita sebagai agen Pancasila di tingkat akar rumput. Melalui diskusi dan praktik langsung, para peserta diajak untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan kegiatan usaha mereka.
"Kami diajarkan bahwa dengan berwirausaha, kami turut mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Produk permen jahe ini bukan sekadar camilan, tapi simbol gotong royong dan kemandirian ekonomi desa kami," tambah Siti dengan bangga.
Mahasiswa UNNES yang terlibat dalam program ini tidak hanya memberikan pelatihan teknis pembuatan permen jahe, tetapi juga berbagi pengetahuan tentang manajemen usaha kecil, strategi pemasaran produk, dan pentingnya menjaga kualitas produk. Mereka juga membantu para ibu-ibu untuk merancang kemasan yang menarik dan higienis.
"Kami berharap, dalam waktu dekat, permen jahe 'Kebondowo' bisa menjadi oleh-oleh khas yang dicari wisatawan. Ini bukan mimpi yang mustahil jika kami terus konsisten dan pantang menyerah," ucap Siti penuh optimisme.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari perangkat desa setempat. Kepala Desa Kebondowo menyatakan dukungannya untuk memfasilitasi pengembangan usaha ini, termasuk membantu dalam hal perizinan dan promosi produk ke tingkat yang lebih luas.
Melalui inisiatif seperti ini, UNNES terus membuktikan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat dan pengembangan potensi daerah. Program GIAT 9 tahun 2024 ini diharapkan dapat menjadi katalis bagi tumbuhnya wirausaha-wirausaha baru di Desa Kebondowo, sekaligus memperkuat peran wanita sebagai agen perubahan dalam masyarakat.
Dengan berakhirnya pelatihan ini, Desa Kebondowo kini memiliki semangat baru untuk dapat memaksimalkan potensi yang ada di Desa . Para ibu-ibu peserta pelatihan pun pulang dengan senyum mengembang, membawa secercah harapan baru dan permen jahe hasil karya mereka sendiri. Nantinya, aroma jahe yang menguar dari dapur-dapur rumah di Desa Kebondowo bukan hanya pertanda ada yang sedang membuat jamu, tapi juga simbol bangkitnya semangat wirausaha para wanita desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H