Mohon tunggu...
Najla Ulayya
Najla Ulayya Mohon Tunggu... Guru - Seseorang yang masih ingin belajar

Assalamu'alaikum

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Resensi Novel | "Metamorfosis", Ketika Zona Aman Tak Lagi Nyaman

26 Januari 2020   19:12 Diperbarui: 26 Januari 2020   19:33 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan yang terakhir, yang paling menyentuh adalah pertemuannya dengan dua sahabatnya dimasa lalu, Rissa yang seorang dokter, dan Erlin yang terjerumus. Juga seseorang yang misterius. Yang kemudian, menjadi penyebab terbentuknya konflik selanjutnya.

Dua sosok yang menyadarkan Zahirah, arti pentingnya persahabatan, kepercayaan. Dari seluruh perjalanan hidupnya, Zahirah mengerti. Bahwa semuanya telah Allah gariskan untuknya, untuk Zahirah agar tau siapa dia sebenarnya? Bagaimana orang menatapnya? Hidup harus terus berkembang, keluarlah dari zona amanmu, cari jati dirimu dan temukan.

Bagaimana kita tahu apa potensi kita, jika siapa diri kita pun, kita tak mengenalinya sama sekali?

Buku ini sangat cocok untuk para kaum muda era sekarang. Para kaum muda yang terlena oleh gadget hingga melupakan sesuatu yang seharusnya ia ketahui secara matang. Pencarian jati diri seorang Zahirah begitu berwarna, unik.

Naik turun konfliknya, membuat pembaca tak lekas bosan, sebab di awal, tengah dan akhir selalu ada kejutan, selalu ada yang baru. Belum lagi, kata-kata Mutiara yang bertebaran di setiap paragrafnya, membuat para pembaca terkesima dan dalam pikirannya otomatis berkata, 'Iya, benar juga ya!'.

Banyak sekali hikmah serta pengetahuan yang dapat kita petik. Dengan karakter seorang Zahirah yang berbeda dari sebagian banyak orang, pola pikirnya selalu menghasilkan sesuatu yang istimewa dan jarang ditemukan dari tokoh-tokoh cerita lain tentu saja, pola pikir yang berbanding 180o dengan kebanyakan orang di dunia. 

Sebagai contoh, Zahirah yang selalu berpikiran bahwa masa lalu bukanlah hal yang harus dibuang, dilupakan, apalagi ditakuti. Sebaliknya, masa lalu tidak dapat sepenuhnya terhapus, dan memang lebih baik tidak dihapus. Sebab, masa lalu dapat kita jadikan sebagai pelajaran untuk masa yang akan datang, itulah penghubung dari keputusan, konsekuensi, dan semua kejadian yang mengingatkan kita, siapa dan apa kita hari ini.

Bukan hanya mengenai pencarian jati diri saja rupanya. Buku setebal 468 halaman ini, juga mengambil topik tentang pengertian kepercayaan yang sebenarnya. Bagaimana seorang Zahirah merasa dikhianati oleh orang kepercayaannya, hingga merasa mengkhianati. Semua rasa terangkum dalam buku ini. Entah itu sedih, bahagia, seru serta menantang.

Metamorfosis apa yang terjadi pada dirimu selama ini? Adakah sesuatu yang bisa tersembunyi dari balik kenyataan? Semua akan terungkap oleh waktu. Apakah dirimu merasa kusamakan dengan binatang dalam pertumbuhan? Bukan. Aku mengatakan bahwa metamorphosis bukan psikis, tapi inti dari dirimu sendiri. Ya, kamu dan jiwa serta sel-sel kelabu yang menjadi milikmu.

Siapakah kamu?

(*Najla Ulayya, siswa SMAN 1 Pandeglang)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun