Mohon tunggu...
Najla Ulayya
Najla Ulayya Mohon Tunggu... Guru - Seseorang yang masih ingin belajar

Assalamu'alaikum

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Resensi Novel | "Metamorfosis", Ketika Zona Aman Tak Lagi Nyaman

26 Januari 2020   19:12 Diperbarui: 26 Januari 2020   19:33 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selepas itu, Mami Fairuz hadir dan mengungkapkan sesuatu yang mengejutkan, yang membuat Zahirah tidak tahu mesti bagaimana serta harus percaya kepada siapa? Mami Fairuz datang dengan bukti, hingga Zahirah berpikir dua kali. Sebagai sahabat Fairuz, ia tak akan percaya sampai kapan pun jika lelaki itu melakukan hal tersebut. Tetapi, sebagai perempuan, Zahirah tidak berdaya, ia terbayang akan bagaimana perasaan wanita yang telah Fairuz hamili itu?

Fairuz akan selalu mengikuti apa saran Zahirah. Setelah berpikir matang, Zahirah sepertinya memang harus menyuruh Fairuz menikahi wanita itu. Namun, fakta pahit menampar Zahirah. Ini bukan seperti apa yang ia bayangkan.

Di sini rupanya Fairuz lah yang tersakiti. Semua sudah terlambat, Fairuz tiba-tiba memutuskan tali persahabatan dengannya. Zahirah tidak tahu bahwa rupanya Fairuz merasa tidaklah pantas jika harus bersahabat terus dengan Zahirah yang keturunan baik-baik. Zahirah hanya tahu bahwa Fairuz meninggalkannya sebab kehilangan kepercayaan darinya.

Cobaan seolah datang menyerang. Zahirah yang tentu sedih akan kehilangan sahabat berharganya, justru mendapatkan kembali berita pahit dari kampung tercintanya. Zahirah harus pulang, sebab Abah sakit dan terikat masalah penggelapan dana pesantren. Lagi-lagi tentang kepercayaan, rupanya bukan Abah lah yang menggelapkan dana pesantren, tetapi saudra angkat Zahirah, Ustadz Farid.

Entah apa yang berada dalam pikiran orang itu? Setelah dibesarkan dan biayai oleh Abah, ini yang dia berikan sebagai balasan? Begitu murahkah harga sebuah kepercayaan, hingga Ustadz Farid dengan lancangnya menyia-nyiakan itu semua?

Jika orang besar dan terpandang seperti Abah saja masih ada yang berani menjebaknya, bagaimana dengan dirinya? Bagaimana jika Abah telah tiada? Zahirah tak mungkin terus meminta perlindungan dari Abah.

Zahirah marah. Ia memutuskan untuk cuti dari kampus, pamit pada Abah untuk pergi mencari jati diri. Zahirah ingin tahu, bagaimana pandangan orang-orang pada dirinya jika mereka tak tahu sama sekali latar belakang kehidupannya, bahkan nama aslinya.

Zahirah dibekali sebuah ponsel dan memulai petualangannya di sebuah Kota di Provinsi Jawa Timur, Kota Kediri. Lebih tepatnya, Zahirah kursus di sebuah Lembaga di kampung Inggris, Pare. Menggunakan nama samarannya, Alena yang berarti dirinya sendiri.

Ia bertemu orang-orang baru yang tentu asing. Kisah baru yang lebih seru terjalin di sini. Mulai dari pertemuannya dengan lelaki bernama Rizwan pertama kali di sebuah Bus. Ririn, yang awalnya baik, namun seketika menjauh, marah, karena Rizwan yang Ririn sukai, justru mencintai Alena alias Zahirah.

Viton, yang mengajarkan Zahirah pentingya peran keluarga dalam pembentukan karakter seseorang. Fitrian, lelaki gemulai yang mengajarkan Zahirah bagaimana rasanya nyaman, tapi terusik. Karena jika sudah nyaman, kenapa harus merasa terusik?

Tole, anak jalanan yang pertemuan pertamanya dengan Zahirah begitu menyakitkan, karena Zahirah harus terkena lemparan sekop hingga keningnya berdarah. Tentang perjuangan seorang ibu, yang menangis dalam tidur lelapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun