Mohon tunggu...
Najla Indira Ardaneswhari
Najla Indira Ardaneswhari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Negeri Yogyakarta

Saya adalah seorang mahasiswa Administrasi Publik di Universitas Negeri Yogyakarta. Saya adalah seorang yang gemar bersosialisasi dengan teman lainnya agar mendapat relasi. Saya juga mengikuti persoalan atau isu yang ada di Indoneisa. Hal tersebut menjadikan saya tertarik menulis konten yang berbau dengan isu tersebut

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Transportasi Umum Solusi dalam Menanggulangi Polusi

27 November 2023   15:00 Diperbarui: 27 November 2023   15:06 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi di dalam kereta MRT. Foto: Dokumentasi Pribadi 

Permasalahan polusi udara akibat pemanasan global dan penggunaan sumber energi yang tidak ramah terhadap lingkungan menjadi sorotan publik saat ini. Saat ini sektor transportasi menjadi urutan tertinggi penyumbang polusi. Kebutuhan bahan bakar minyak diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan berjalannya pertumbuhan ekonomi dan permintaan akan transportasi. Hal tersebut akan menyumbang terhadap tingginya polusi udara.

Sebuah peneliatan yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dengan Vital Strategis pada tahun 2020 menunjukkan bahwa sektor transportasi berkontribusi membawa dampak pencematan udara. Ada beberapa unsur emisi polutan yang paling banyak disumbang oleh sektor transportasi yaitu: karbon monoksida sebesar 96,4%, hidrokarbon sebesar 98%, dan partikulat sebanyak 57,9%. Prof. Sudharto P. Hadi Guru Besar Lingungan Hidup Universitas Diponegoro menyatakan bahwa transportasi umum mampu mengurangi tingkat polusi. Menurutnya, banyaknya kuantitas kendaraan pribadi ikut berkontribusi meningkatkan polusi udara. "Emisi gas buang dari mesin berbahan bakar minyak itu berdampak langsung kepada polusi udara." Ujarnya pada Rabu (30/8/2023).

Untuk dapat mewujudkan efisiensi energi dan rendah karbon, perlunya dilakukan pendekatan ASI (Avoid, Shift, dan Improve). Efisiensi dalam pendekatan tersebut adalah mengurangi akan kebutuhan perjalanan. Efisiensi perjalanan dilakukan dengan melakukan perpindahan ke transportasi umum atau transportasi ramah lingkungan.

Oleh karena itu masyarakat diimbau untuk beralih dari tranposrtasi pribadi ke transportasi umum. Hal ini bertujuan agar terciptanya udara yang bersih dan minim polusi. Masyarakat juga harus sadar akan Kesehatan Bersama. Dengan beralih ke transportasi umum, maka secara tidak langsung akan berdampak mengurangi polusi udara di kota-kota besar. Pemerintah juga harus ikut serta dalam melakukan pengembangan transportasi umum yang lebih layak dan lebih efisien agar minat masyarakat untuk ikut serta dalam menurukan polusi udara semakin tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun