Permasalahan polusi udara akibat pemanasan global dan penggunaan sumber energi yang tidak ramah terhadap lingkungan menjadi sorotan publik saat ini. Saat ini sektor transportasi menjadi urutan tertinggi penyumbang polusi. Kebutuhan bahan bakar minyak diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan berjalannya pertumbuhan ekonomi dan permintaan akan transportasi. Hal tersebut akan menyumbang terhadap tingginya polusi udara.
Sebuah peneliatan yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dengan Vital Strategis pada tahun 2020 menunjukkan bahwa sektor transportasi berkontribusi membawa dampak pencematan udara. Ada beberapa unsur emisi polutan yang paling banyak disumbang oleh sektor transportasi yaitu: karbon monoksida sebesar 96,4%, hidrokarbon sebesar 98%, dan partikulat sebanyak 57,9%. Prof. Sudharto P. Hadi Guru Besar Lingungan Hidup Universitas Diponegoro menyatakan bahwa transportasi umum mampu mengurangi tingkat polusi. Menurutnya, banyaknya kuantitas kendaraan pribadi ikut berkontribusi meningkatkan polusi udara. "Emisi gas buang dari mesin berbahan bakar minyak itu berdampak langsung kepada polusi udara." Ujarnya pada Rabu (30/8/2023).
Untuk dapat mewujudkan efisiensi energi dan rendah karbon, perlunya dilakukan pendekatan ASI (Avoid, Shift, dan Improve). Efisiensi dalam pendekatan tersebut adalah mengurangi akan kebutuhan perjalanan. Efisiensi perjalanan dilakukan dengan melakukan perpindahan ke transportasi umum atau transportasi ramah lingkungan.
Oleh karena itu masyarakat diimbau untuk beralih dari tranposrtasi pribadi ke transportasi umum. Hal ini bertujuan agar terciptanya udara yang bersih dan minim polusi. Masyarakat juga harus sadar akan Kesehatan Bersama. Dengan beralih ke transportasi umum, maka secara tidak langsung akan berdampak mengurangi polusi udara di kota-kota besar. Pemerintah juga harus ikut serta dalam melakukan pengembangan transportasi umum yang lebih layak dan lebih efisien agar minat masyarakat untuk ikut serta dalam menurukan polusi udara semakin tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H