Mohon tunggu...
Najla Durrotulhikmah
Najla Durrotulhikmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Mahasiswa 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Janji Prabowo SDM Unggul: Kebijakan Makan Siang dan Susu Gratis

14 Desember 2023   23:54 Diperbarui: 15 Desember 2023   02:12 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Janji-janji kampanye saat ini menjadi daya tarik utama di masyarakat, hal ini dikarenakan dapat merubah pandangan masyarakat terhadap calon pemimpin yang akan mereka pilih di tengah gejolak politik dan dinamika pemerintahan ini. Salah satunya adalah deklarasi janji Prabowo Subianto yang kontroversial selama kampanye yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul pada pemilihan presiden mengenai Makan Siang dan Susu Gratis. Hal yang menjadi pertanyaan untuk saat ini adalah apakah janji ini menjadi kenyataan atau hanya sekedar retorika manis yang akan terlupakan seiring berjalannya waktu.

Prabowo Subianto, kandidat Presiden yang di usung oleh Partai Gerindra dengan nomor urut 2, berkomitmen melalui janji yaitu memberikan Makan Siang dan Susu Gratis kepada seluruh siswa sekolah, pesantren, anak balita dan ibu hamil. Deklarasi janji ini disambut positif oleh kalangan masyarakat, terutama orang tua dan guru.

Dalam penyampaian pidatonya di acara Mata Najwa On Stage, yang dapat Anda temukan di saluran YouTube UGM Selasa (19/9), Prabowo menekankan "Memberi makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil".

Janji ini tampak seperti solusi dalam meningkatkan asupan gizi terutama di kalangan anak-anak yang terdampak gizi buruk dan menjadi salah satu kebijakan untuk menjadikan Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul. Meskipun terdengar mulia, kenyataannya seringkali lebih kompleks seperti janji-janji politik lainnya.

Kebijakan mengenai Makan Siang dan Susu Gratis ini sudah Prabowo nyatakan bahkan jauh sebelum ia mendaftar di KPU. Program Makan Siang dan Susu Gratis ini sudah direncanakan dengan baik oleh tim pakar ekonominya. Prabowo menekankan bahwa kebijakan tersebut bukanlah hal yang mustahil untuk dilaksanakan, meskipun akan menghabiskan banyak anggaran. Prabowo berjanji untuk membuat kebijakan yang bermanfaat bagi rakyat apabila kemenangan dapat dicapainya.

Rencana ambisius prabowo mengenai Makan Siang dan Susu Gratis ini telah diperhitungkan secara operasional, kebijakan ini diharapkan dapat membantu sekitar 82,9 juta orang jika ia terpilih menjadi presiden. Yang jika diklasifikasikan menjadi 74,2 juta siswa, 4,3 juta santri dan 4,4 ibu hamil.

Meskipun menjadi harapan besar pada sebagian masyarakat, menurut Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo menerangkan bahwa rencana tersebut terdapat berbagai tantangan yang perlu dihadapi yaitu distribusi lalu anggaran sekitar Rp 400 triliun/tahun. Untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok tersebut, ia mengatakan bahwa sektor UMKM, Badan Usaha Milik Desa, dan koperasi harus bekerja sama.

Namun, target penerima manfaat sebanyak 82,9 juta orang baru diperkirakan tercapai pada tahun 2029, menurut pernyataan Budisatrio. Sehingga perlu waktu untuk menyiapkan anggaran dan sumber daya lainnya. Meskipun ukurannya besar, Prabowo berpendapat bahwa program tersebut dapat berhasil. Hal ini dikarenakan, pemerintah saat ini telah mengalokasikan anggaran yang sangat besar untuk pendidikan sekitar Rp 600 triliun dan perlindungan sosial sekitar Rp 500 triliun. Dalam Sarasehan 100 Ekonom, Prabowo menyatakan optimisme bahwa dengan anggaran sekitar 400 hingga 500 triliun, makan siang gratis dapat dicapai. Dia berpendapat bahwa mengatasi masalah secara langsung lebih penting daripada menjelaskan kondisi yang tidak jelas saat ini.

Hal tersebut memunculkan pandangan kritis dari berbagai pihak, salah satunya adalah Arjuna Putra Aldino, Ketua Umum DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Aldino menilai bahwa alokasi dana sebesar Rp400 triliun per tahun seharusnya difokuskan pada fasilitas pendidikan, perlindungan sosial, dan kesehatan seperti KIS, KIP, BPJS, dan PKH yang dapat membantu masyarakat kalangan bawah yang masih membutuhkan bantuan, yang dianggapnya lebih penting bagi masyarakat.

Janji mengenai Makan Siang dan Susu Gratis ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Terlepas dari fakta bahwa komitmen ini merupakan kemajuan yang positif, berbagai kesulitan akan menghalangi pelaksanaannya. Mulai dari sumber daya keuangan, distribusi, dan pemilihan susu yang tepat untuk kebutuhan gizi anak-anak.

Pertanyaannya bukan hanya apakah janji ini akan dilaksanakan, tetapi juga bagaimana dan sejauh mana dapat dilaksanakan. Selain itu, dampak ekonomi dan sosial dari janji Prabowo tentang Makan Siang dan Susu Gratis harus dipertimbangkan. Apakah program ini benar-benar bermanfaat bagi masyarakat atau mungkin menimbulkan masalah baru seperti penyalahgunaan atau ketidakseimbangan pasar? Perlu diperhatikannya juga apakah Prabowo dan pemerintahannya akan memberikan informasi transparan mengenai progres tentang kemajuan dari hasil program Makan Siang dan Susu Gratis?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun