Mohon tunggu...
Najlaa Kamilia
Najlaa Kamilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Indonesia

An undergraduate student at Political Sciences, Universitas Indonesia. Have interest in gender-equality issues. Eager to learn new things!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Konflik Zionis Israel-Palestina Berujung Genosida Melalui Perspektif Orientalisme

11 April 2024   16:03 Diperbarui: 11 April 2024   16:03 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Beberapa saat setelah penyerangan oleh Hamas terhadap Israel yang memakan sebanyak 1.300 korban jiwa warga Israel. Tidak lama setelahnya Israel mendeklarasikan perang sambil mencari dukungan kepada Amerika dan Eropa dengan melakukan serangan balik secara brutal. 

Serangan brutal oleh Israel ini menjadi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya hingga membuat separuh penduduk Palestina melakukan pengungsian. Menurut laporan (SHAATH & OWDA, 2023) akibat serangan balik brutal ini menewaskan sejumlah 5.087 warga Palestina termasuk 2.055 anak-anak. Pesawat tempur yang dibawa oleh pasukan militer Israel merobohkan sebagian besar infrastruktur yang berada di wilayah Palestina hingga memutus jaringan telekomunikasi di sana yang berakibat pada terisolasinya warga Palestina dari dunia luar. 

Malapetaka tak berujung yang dialami Palestina oleh Israel ini dapat dilihat melalui perspektif orientalisme yang digagas oleh Edward Said. Dalam bukunya Said menjelaskan konsep orientalisme yang mempercayai adanya gap besar antara Barat dan Timur dengan menempatkan Timur dalam posisi inferior. 

Barat menempatkan dirinya sebagai ras paling unggul dibandingkan ras Oriental atau Timur. Dengan superiority yang dirasakan Barat membuatnya memandang Timur dengan stereotip yang negatif, seperti melabeli Timur sebagai primitif dan pantas untuk ditindas. Hal ini dapat dilihat melalui representasi orang Timur dalam film-film produksi Barat yang dimunculkan dengan sifat yang kejam, licik, sadis, dan hina. 

Bagaimana Amerika Serikat memihak dan mendukung penuh kekejaman yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina menjadi jelas bahwasanya gagasan orientalisme memang menjadi gagasan yang tercipta oleh bangsa Barat untuk menginvasi Timur. Upaya Israel untuk menguasai tanah Palestina merupakan representasi dari upaya Barat yang berusaha mengambil alih wilayah Timur dengan alasan Timur adalah wilayah primitif yang harus diperbaiki. 

Selain itu, fakta bahwa media internasional menggambarkan Palestina sebagai teroris bengis yang berusaha memerangi Israel yang justru digambarkan sebagai korban yang terpojok menjadi bukti lain bagaimana gagasan orientalisme dipraktekkan dengan memberikan Timur, yaitu Palestina, dengan stereotip-stereotip negatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun