Mohon tunggu...
Najipah Ulfa
Najipah Ulfa Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika di SMK

Mengajar matematika di SMK dari tahun 2007 sampai sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peraga Bangun Ruang dari Tusuk Sate

21 Februari 2024   13:19 Diperbarui: 21 Februari 2024   13:21 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PERAGA BANGUN RUANG DARI TUSUK SATE

  • Pengertian Alat Peraga
  • Alat Peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyatakan pesan merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar (Ali dalam Sundayana, 2014, h. 7). Ruseffendi (dalam Sundayana, 2014, h. 7) menyatakan, "Alat peraga adalah alat yang menerangkan atau mewujudkan konsep matematika", sedangkan menurut Pramudjono (dalam Sundayana, 2014, h. 7), "Alat peraga adalah benda konkret yang dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep matematika. Alat peraga merupakan media pengajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari (Estiningsih, 1994, h. 7). Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah media pengajaran yang diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara untuk membantu menanamkan dan memperjelas konsep dalam proses pembelajaran seuai dengan tujuan yang diharapkan.
  • Fungsi Peraga
  • Alat peraga merupakan media pengajaran yang diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara untuk membantu menanamkan dan memperjelas Konsep. Menurut Ruseffendi (dalam Ramlan, 2012, h. 40) ada beberapa fungsi penggunaan alat peraga dalam pengajaran matematika, diantaranya sebagai berikut:
  • Proses belajar mengajar termotivasi.
  • Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkret.
  • Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar akan lebih dapat dipahami.
  • Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai obyek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru.

Ruseffendi (1984, h. 384) menyatakan, alat peraga matematika itu berguna untuk:

  • Supaya anak-anak lebih besar minatnya,
  • Supaya anak-anak dapat dibantu daya tiliknya sehingga lebih mengerti dan lebih besar daya ingatnya,
  • Supaya anak-anak dapat melihat hubungan antara ilmu yang dipelajarinya dengan alam sekitar.

Secara umum, Sadiman (dalam Sundayana, 2014, h, 7) menyatakan:

  • Alat peraga mempunyai fungsi.
  • Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalisme.
  • Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera.
  • Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa dengan sumber belajar.
  • Pembelajaran dapat lebih menarik.
  • Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran dapat ditingkatkan. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa alat peraga berfungsi untuk memperjelas konsep yang dipelajari karena konsep-konsep abstrak tersajikan dalam bentuk konkret, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami konsep yang dipelajari
  • Prinsip Penggunaan Alat Peraga
  • Penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran akan membantu kelancaran, efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan. Alat peraga dapat meningkatkan proses belajar siswa yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menyadari pentingnya alat peraga dalam meningkatkan mutu keberhasilan proses pembelajaran, guru dituntut untuk menguasai keterampilan pengembangan dan kegunaan alat peraga serta keterampilan memilih alat peraga yang sesuai dengan konsep yang akan diajarkan. Pada penggunaan alat peraga terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan agar penggunaan alat peraga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Prinsip-prinsip penggunaan alat peraga menurut Hermawan (2007, h. 88) diantaranya:
  • Tidak satupun sarana alat peraga dan alat praktik yang dapat sesuai dengan segala macam kegiatan belajara mengajar.
  • Sarana atau alat tertentu cenderung untuk lebih tepat menyajikan suatu pelajaran tertentu daripada sarana lainnya.
  • Penggunaan sarana atau alat yang terlalu banyak secara bersamaan belum tentu akan memperjelas konsep. Bahkan sebaliknya dapat mengalihkan perhatian siswa.
  • Sarana atau alat pelajaran yang akan digunakan harus bagian-bagian integral dari pelajaran yang akan disampaikan.
  • Sarana atau alat pelajaran yang canggih belum tentu akan dapat mengaktifkan siswa. Oleh karena itu, siswa diperlukan sebagai peserta yang aktif.
  • Penggunaan sarana alat pelajaran bukan hanya sekedar selingan atau pengisi waktu tapi untuk memperjelas konsep.
  • Alat peraga meletakkan dasar-dasar konkret untuk berpikir.
  • Alat peraga bisa meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan alat peraga akan bertahan lama pada ingatan siswa sehingga pembelajaran memiliki kualitas yang tinggi.

Sudjana (dalam Sundayana, 2014, h. 16) menyatakan, penggunaan alat peraga hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan alat peraga mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip tersebut diantaranya:

  • Menentukan jenis alat peraga dengan tepat
  • Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat, apakah sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan siswa.
  • Menyajikan alat peraga dengan tepat, yaitu disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu dan sarana yang ada.
  • Menempatkan atau memperlihatkan alat peraga pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan alat peraga terdapat prinsip yang harus diperhatikan agar penggunaan alat peraga dapat secara optimal sehingga mampu mencapai tujuan yang diharapkan.
  • Langkah Pembuatan Alat Peraga
  • Pembuatan dan penggunaan alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar perlu dilandasi oleh jalan pikiran yang sistematis agar alat peraga itu berperan dalam kegiatan belajar mengajar, terpadu dengan proses belajar mengajar lainnya. Menurut Hermawan (2007, h. 90) langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan alat peraga yaitu:
  • Mempelajari silabus yang akan dipelajari;
  • Mengidentifikasi kemampuan-kemampuan yang hendak dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran;
  • Menentukan kedalaman dan keluasan materi pokok yang akan diajarkan;
  • Menetapkan strategi belajar mengajar yang efektif;
  • Menentukan jumlah dan jelis alat dalam kegiatan belajar mengajar;
  • Pembuatan alat peraga dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan barang bekas atau bahan lain yang ada di lingkungan sekolah yang mudah didapat dan dibuat sendiri oleh guru;
  • Mencoba alat peraga yang dibuat;
  • Melakukan kegiatan belajar mengajar dengan alat peraga yang dibuat.

Merancang sebuah alat peraga tidaklah mudah, terdapat langkah-langkah yang yang dilalui termasuk dibutuhkan pula beberapa persiapan agar alat peraga yang dihasilkan dapat berfungsi secara optimal. Sebagaimana yang dikemukakan Sudjana (2002, h. 105) menyatakan, ada empat langkah dalam menyiapkan alat peraga diantaranya:

  • Menetapkan tujuan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. Pada langkah ini hendaknya guru merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
  • Persiapan guru. Pada tahap ini guru merancang alat peraga yang akan dipakai dalam pembelajaran.
  • Membuat alat peraga yang akan dipakai. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang telah dibuat. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan alat peraga terdapat langkah--langkah pembuatan yang harus dilaksanakan, hal ini dimaksudkan agar alat peraga yang dirancang dapat bermanfaat sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Langkah--langkah tersebut diantaranya, mempelajari silabus dan menentukan tujuan pembelajaran, menentukan strategi dan alat peraga yang akan digunakan, membuat dan mencoba alat peraga, serta melakukan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang telah dibuat.
  • Alat Peraga Karya Inovasi
  • Pada pembelajaran matematika materi pokok bangun ruang sisi datar, saya membuat kerangka yang terbuat dari tusuk sate dengan saling dikaitkan menggunakan sterofom. Kerangka bangun ruang ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman peserta didik tentang rusuk, sisi, titik sudut, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, volume dan luas permukaan bangun ruang tersebut. Jika dikaitkan dengan berbagai bentuk bangun ruang, berbagai bangun datar merupakan dasar dalam menentukan rumus yang akan digunakan dalam menyelesaiakan permasalahan kontekstual terkait bangun ruang. Jika sedang belajar matematika, peserta didik umumnya menemui berbagai hambatan. Diantaranya adalah kurang memahami istilah yang lazim digunakan dalam proses pembelajaran. Misalnya adalah perbedaan bangun datar dan bangun ruang, perbedaan luas dan volume, perbedaan diagonal bidang dan diagonal ruang, perbedaan bidang diagonal dan diagonal bidang, serta berbagai perbedaan yang sebenanrnya perkara mudah untuk diingat, tetapi mejadi sulit bagi peserta didik.
  • Solusi diatas dapat diantisipasi dengan adanya peraga dalam pembelajaran. Hal ini untuk menunjukkan keadaan yang dimaksudan dalam istilah matematika tersebut. Ketika definisi masih menjadi penghambat, maka dapat dikatakan secara hitungan pasti akan mengalami kesulitan. Hal ini pasti akan saling berkorelasi antara definisi dengan penalaran. Jika dijabarkan, misalnya adalah rumus luas persegi diketahui adalah atau . Rumus ini akan menjadi patokan pada bangun ruang yang melibatkan persegi pada salah satu sisinya dalam hal ini diandaikan sebuah kubus. Kubus merupakan suatu bangun ruang dengan bentuk enam sisi dengan bentuk persegi. Menghitung luas permukaan persegi dapat dihitung dengan menjumlahkan keenam sisi kubus tersebut yang berbentuk persegi. Diperoleh rumus yang digunakan adalah  atau . Jika sejarah rumus ini dapat dipahami secara konseptual, maka setiap peserta didik tidak akan mengalami kesulitan dalam mengingat serta memahami materi pembelajaran yang berkaitan dengan soal atau hitungan lainnya.
  • Dokumentasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun