Nahdlatul Ulama adalah "Merawat Jagat, Membangun Peradaban". Sesuai dengan logo NU yaitu jagad atau dunia sebagai tempat hidup, tempat beramal yang harus selalu kita rawat bersama. 100 Tahun adalah usia yang matang bagi sebuah organisasi, dengan semangat membangun peradaban NU terbukti mampu menjelma menjadi organisasi islam terbesar di dunia. Kebesaran NU bukan omong kosong belaka, faktanya organisasi NU tidak hanya mempunyai struktur kepengurusan cabang di seluruh Indonesia, namun juga mempunyai banyak Pengurus Cabang Istimewa (PCINU) di luar negeri.
Tema besar yang diusung dalam rangka menyambut 100 tahun berdirinyaLahirnya NU yang dibidani oleh para Kyai yakni KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Chasbullah dll adalah berkah yang besar bagi negara Indonesia. Eksistensi NU dengan ideologi Ahlus Sunnah wal Jamaah (ASWAJA), secara tradisi dan pemikiran yang memperjuangkan nilai-nilai universal membuat organisasi NU berkembang dengan pesat. kedekatan ulama-ulama NU dengan segenap lapisan rakyat secara alamiah menjadikannya mampu mengisi ruang-ruang kosong di setiap sendi kehidupan masyarakat dengan segala problematika sehari-hari. Tentu dengan ciri khas kyai-kyai NU yang memberi solusi secara fleksibel, tidak kaku, dan pasti memiliki rujukan (sanad) yang kuat. Sikap tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), i'tidal (adil), dan tasamuh (toleransi) sebagai karakter pokok ahlussunnah wal jamaah mampu diimplementasikan dengan sangat baik menjadikan warga NU mempunyai pemikiran terbuka, penuh toleransi dan tidak menjadi ekstrim dalam memahami tekstual ajaran islam. NU dengan ASWAJAnya mampu menjadi benteng yang tangguh dari kejumudan pemikiran islam fundamentalis yang ekstrim juga menjadi filter yang mumpuni dari gempuran sekularisasi dunia barat yang menyerang generasi muda.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia wajib bersyukur dengan kehadiran NU yang selalu mengajar dan mengabarkan Islam yang penuh kedamaian, moderat penuh toleransi yakni Islam Rahmatan Lil Alamin, dengan konsep ukhuwah (persaudaraan), baik ukhuwah islamiyah (persaudaraan sesama muslim), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama bangsa) maupun ukhuwah basyariah (persaudaraan ke sesama manusia) tanpa membedakan agama, suku, ras dan identitas lainnya.
Di era digital dengan arus informasi yang semakin terbuka, munculnya kyai-kyai muda NU ke permukaan seperti Gus Baha, Gus Ghofur Maimun, KH. Anwar Zahid dll yang berdakwah menyebarkan ajaran Islam, mengajak kebaikan dengan ajakan yang baik, dengan pendekatan yang asyik ala NU, sehingga mendapat simpati yang luar biasa dari khalayak ramai dan menjadi idola baru yang patut dibanggakan bagi nahdliyin dan umat islam umumnya. Hadirnya tokoh-tokoh muda NU yang berwawasan luas tidak hanya wawasan islam ala pesantren, namun juga keilmuan di bidang teknologi, sains dll semakin menambah kepercayaan diri bagi kebesaran NU di masa mendatang.
Selamat merayakan hari lahir Nahdlatul Ulama yang ke 100. Semoga NU semakin maju, semakin memberi bermanfaat bagi masyarakat di seluruh bidang kehidupan bangsa Indonesia dan dunia.
*artikel pernah tayang di: http://www.soearamoeria.com/2023/02/seabad-republik-nu.html?m=1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H