Mohon tunggu...
Najihatu Azmi
Najihatu Azmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memaksakan diri untuk hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

100 Tumpeng Desa Plaosan, Wates Kediri untuk Hari Ulangtahun Republik Indonesia ke-78

17 Agustus 2023   08:00 Diperbarui: 17 Agustus 2023   08:14 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rabu 16 Agustus 2023 sekitar pukul 19.00 wib warga desa Plaosan berkumpul menjadi satu di jalan utama desa. Mereka membawa masing-masing tumpeng untuk dimakan bersama. Tumpeng menjadi salah satu sajian khas di hari ulang tahun Republik Indonesia. Tumpeng adalah makanan tradisional khas Indonesia yang disajikan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan yang maha esa. Tumbang itu sendiri memiliki makna dan juga filosofi tertentu. Bentuk kerucut di bagian atas nasi tumpeng memiliki filosofi yang mengandung konsep ketuhanan. Puncak nasi tumpeng tersebut menjadi simbol dari harapan untuk kehidupan yang lebih baik kedepannya. Pemotongan pucuk tumpeng memiliki tujuan untuk memastikan penyelenggaraan suatu kegiatan atau acara dapat berlangsung dengan baik kemudian potongan tumpeng tersebut diberikan kepada seseorang sebagai wujud penghormatan dan kasih sayang. Kondimen lauk yang ada di dalam tumpeng juga memiliki filosofi tertentu. Nasi tumpeng yang berwarna kuning memiliki filosofi kemakmuran dengan harapan kedepannya Republik Indonesia menjadi negara yang makmur dan sejahtera.

 Antusias warga desa Plaosan patut untuk dicontoh, mulai dari anak-anak hingga lansia berkumpul menjadi satu di kegiatan ini. Lantunan sholawat senantiasa terdengar mengiringi acara mulai dari persiapan sampai pasca acara berlangsung. Mengingat mayoritas masyarakat desa Plaosan adalah Islam maka acara tumpangan peringatan HUT RI dilaksanakan secara islami dengan bacaan ayat suci dan juga doa-doa. Kemudian dilanjut dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Rasa nasionalisme tergambar dari wajah masyarakat desa Plaosan ketika menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia. Setelah pembacaan doa yang dipimpin oleh tokoh agama sekitar kemudian masyarakat makan bersama tumpeng yang dibaw Riuh riang gembira tergambar dari wajah para warga desa. beberapa saat setelah makan bersama dilanjutkan dengan kuis yang berhadiah, antusias warga muncul ketika panitia memberikan pertanyaan dan langsung direspon baik oleh masyarakat untuk berebut menjawabnya. Setelah hadiah yang tersedia habis maka warga memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing. Pemandangan yang menyejukkan ketika melihat warga desa Plaosan sangat antusias memperingati HUT RI ke 78. 

Jayalah Negeriku,

Jayalah Indonesiaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun