Ngomongin soal buku, baru-baru ini saya membeli buku Everybody Lies. Dalam halaman-halaman awal buku ini . memberikan kesimpulan permulaan bahwa setiap orang menyembunyikan kebenaran. Setidaknya hasil analisa pencarian google mengkonfirmasi bahwa terpilihnya Donald Trump tidak diprediksi oleh survey manapun, dan oleh percakapan publik sehari-hari. data itu justru ditemukan berkat hasil analisa pencarian google berkonten "rasist" yang besar di wilayah-wilayah Amerika yang seolah-olah memberikan jawaban kenapa Donald Trump bisa menang
Dalam buku itu disebutkan bahwa orang Amerika memilih bukan berdasarkan kesukaan terhadap tokoh yang dipilihnya, justru karena ketidaksukaan pada tokoh lain, di Indonesia sendiri orang memilih Jokowi karena alasan tidak suka Prabowo, juga memilih Anis karena tidak suka Ahok, dan memilih Ahok karena tidak suka Prebowo, dan seterusnya.
Jika ditarik garis ke dalam kondisi kebatinan bangsa ini, maka bisa jadi apa yang terucap dalam percakapan publik sehari-hari ini sama sekali tidak merefleksikan keadaan pikiran yang sebenarnya, bisa jadi isi kepala kita hanya ketakutan, kekhawatiran, kejengkelan, ketidaksukaan yang mempengaruhi jalan pilihan kita sehingga tidak lagi murni dan jernih.
Keadaan kebatinan itu mampu terbaca dari apa yang dicari di mesin pencari, lalu bagaimana dengan hasil survey? mungkin akan segera datang masa dimana lembaga survey akan terdestrupsi oleh analisa big data seperti ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H