Mohon tunggu...
Najib Ali
Najib Ali Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

Halo semua perkenalkan Saya Najib hobi saya menulis dan bermain game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filsafat sebagai Induk Ilmu Pengetahuan

5 Oktober 2024   05:33 Diperbarui: 5 Oktober 2024   07:02 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Filsafat adalah disiplin ilmu yang luas dan sering disebut sebagai sumber segala pengetahuan, karena pada awalnya, segala bentuk ilmu merupakan cabang dari filsafat. Pada hakikatnya, filsafat ilmu adalah kajian mendalam yang bersifat filosofis mengenai segala aspek yang berkaitan dengan pengetahuan. Dengan kata lain, filsafat ilmu adalah usaha untuk mengeksplorasi dan memahami sifat, cara memperoleh, serta kegunaan pengetahuan bagi kehidupan manusia. Kajian ini selalu berlandaskan pada prinsip-prinsip utama filsafat yang meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi, yang terus berkembang dan diperdalam oleh para pemikir. Pengetahuan ilmiah sendiri adalah ilmu yang semakin lama semakin terspesialisasi. Perkembangan ilmu pengetahuan seringkali dihubungkan dengan peradaban Yunani, yang terbukti dengan kecemerlangan pemikiran mereka dalam ilmu dan filsafat. Perubahan pola pikir dari kepercayaan mitos menuju pemikiran rasional adalah dasar utama dalam menelaah evolusi pengetahuan, terutama di Yunani. Dalam perjalanan waktu, filsafat menjadi dasar berpikir bagi bangsa Yunani dalam menggali pengetahuan, dan terus berkembang hingga mempengaruhi generasi-generasi berikutnya. Filsafat Yunani dianggap sebagai kunci pembuka bagi munculnya berbagai disiplin ilmu yang dampaknya terasa hingga saat ini, menjadi titik awal peradaban baru manusia (Setio et al., 2024)

Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang muncul sekitar akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20. Pada masa itu, ilmu pengetahuan berkembang pesat, terutama pada abad ke-19 ketika pemikiran Auguste Comte dan para penerusnya menekankan kebenaran ilmu dalam kerangka positivistik. Pendekatan ini membuat ilmu pengetahuan semakin terlepas dari akar filosofisnya. Kondisi inilah yang memicu lahirnya filsafat ilmu, yang kemudian memegang peran penting dalam dunia pengetahuan. Urgensi filsafat ilmu tampak jelas dalam fungsinya sebagai mitra kritis yang berdialog dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu berusaha menawarkan pandangan yang holistik, integral, dan menyeluruh mengenai pengetahuan. Selain itu, filsafat ilmu juga menekankan pentingnya nilai-nilai moral dan aksiologis dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Singkatnya, filsafat ilmu berada di antara berbagai cabang ilmu sebagai pengawas dan pengarah dalam penerapanannya (Rofiq, 2018).

Dengan adanya filsafat ilmu pengetahuan semakin berkembang sampai saat ini. Filsafat tidak hanya bisa berguna dalam ilmu pengetahuan aja tetapi di dalam kehidupan sehari hari filsafat ini bisa di terapkan seperti jika terdapat suatu permasalahan di individu maka filsafat juga membantu dalam memberikan pikiran yang kritis dan logis untuk memecahkan suatu permasalahan tersebut. Orang yang menerapkan filsafat pada hidupnya maka dia mempunyai pemikiran yang kritis terakit suatu fenoema yang terjadi di suatu negara. Orang yang mendalami filsafat cenderung tidak akan menyukai sesuatu jika terjadi suatu fenomena yang di anggap tidak masuk akal dan merugikan contohnya di dunia politik.

Pembahasan

Filsafat terbagi dalam tiga bidang utama: ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi adalah cabang filsafat yang membahas hakikat keberadaan sesuatu berdasarkan hubungan sistematis yang diatur oleh hukum sebab-akibat. Dalam pandangan filsafat esensialisme, dunia ini dikuasai oleh aturan-aturan yang selaras dengan tatanan alam, di mana nilai-nilai luhur dijadikan patokan untuk mengikuti aturan kosmis. Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu "episteme" yang berarti pengetahuan dan "logos" yang berarti teori. Epistemologi mengkaji asal-usul, struktur, metode, serta validitas pengetahuan secara evaluatif, normatif, dan kritis. Untuk memahami epistemologi dalam kerangka esensialisme, manusia dipandang sebagai refleksi Tuhan, dan kepribadian manusia dijadikan landasan pemahaman. Terakhir, aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari nilai-nilai seperti kebenaran, keindahan, kebaikan, serta nilai religius yang berasal dari tradisi kehidupan manusia. Hakikat nilai dianggap sebagai kualitas intrinsik yang melekat pada sesuatu yang sudah ada di alam semesta dan dikaitkan dengan kehidupan manusia (Hardanti, 2020).

Penutup

Filsafat merupakan ilmu yang umum, dan sering disebut sebagai induk dari segala ilmu, karena pada mulanya ilmu pengetahuan merupakan bagian filsafat. Secara mendasar, filsafat ilmu adalah telaah filosofis yang mendalam mengenai berbagai aspek yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, filsafat ilmu adalah usaha untuk mengkaji dan memperdalam pemahaman tentang ilmu, mencakup sifat substansialnya, cara memperoleh, hingga manfaat ilmu bagi kehidupan manusia. Kita menyadari bahwa ilmu pengetahuan dapat berkembang hingga saat ini berkat peran filsafat. Filsafat sendiri terdiri dari tiga unsur utama: ontologi, aksiologi, dan epistemologi.

Referensi

Hardanti, B. W. (2020). Landasan ontologis, aksiologis, epitesmologis aliran filsafat esensialisme dan pandanganya terhadap pendidikan. Reforma: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 9(2), 87--95.

Rofiq, M. N. (2018). Peranan filsafat ilmu bagi perkembangan ilmu pengetahuan. FALASIFA: Jurnal Studi Keislaman, 9(1), 161--175.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun