Mohon tunggu...
Najhwa Putri Ramadani
Najhwa Putri Ramadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - FITK - Pendidikan Matematika

Membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengapa Emisi Menyebabkan Pemanasan Global?

2 Desember 2024   15:15 Diperbarui: 2 Desember 2024   15:19 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pemanasan global merupakan sebuah problematika besar yang dihadapi oleh umat manusia. Masalah ini membawa dampak dan bencana yang tidak dapat dikembalikan ke kondisi seperti semula. Pemanasan global menyebabkan peningkatan suhu rata-rata bumi yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan di bumi. Tahun 2024 diproyeksikan menjadi salah satu tahun terpanas yang pernah tercatat, melampaui rekor sebelumnya. Suhu global rata-rata selama 12 bulan terakhir telah mencapai 1,5°C di atas level pra-industri, dengan dampak besar pada ekosistem global. (Katada.co.id)

Apa Itu Pemanasan Global?

Pemanasan global adalah fenomena di mana suhu rata-rata bumi meningkat yang disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama yang menghasilkan emisi gas rumah kaca, yaitu karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O). Emisi karbon yang sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak, gas, dan batu bara, menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap fenomena ini. Sejak Revolusi Industri, berdasarkan laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2021 bahwa aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi, dan gas alam) untuk menghasilkan energi, deforestasi, dan industri telah menyebabkan peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer secara signifikan yang menyebabkan suhu rata-rata global telah meningkat sekitar 1,1°C dari era pra-industri. 

Proses Emisi Gas Rumah Kaca Menyebabkan Pemanasan Global

Atmosfer bumi sebagian besar terdiri dari gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitruos oksida (N2O). Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang paling banyak dihasilkan oleh aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan industri. Metana dihasilkan dari peternakan, pertanian, pembusukan sampah organik, dan produksi gas alam. Nitrous oksida dihasilkan dari penggunaan pupuk nitrogen dalam pertanian dan proses industri. 

Gas rumah kaca memiliki peran yang sama seperti rumah kaca yang digunakan dalam pertanian yaitu untuk memerangkap panas. Cahaya matahari masuk ke dalam rumah kaca, menghangatkan udara di dalamnya, dan panas tersebut terperangkap di dalam rumah kaca sehingga suhu di dalamnya lebih tinggi daripada di luar. 

Ketika sinar matahari menembus atmosfer dan mencapai ke permukaan bumi, sinar tersebut diserap oleh bumi dan diubah menjadi panas. Sebagian panas yang diserap bumi dipantulkan kembali ke angkasa dalam bentuk radiasi inframerah. Radiasi inframerah tersebut terperangkap oleh gas rumah kaca yang ada di atmosfer sehingga panas yang diserap oleh bumi tidak dapat dipantulkan kembali ke angkasa menembus atmosfer. Akibatnya suhu rata-rata di bumi meningkat, inilah yang kita kenal sebagai pemanasan global atau global warming. 

Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca yang tidak seimbang dengan daya serap bumi dapat menyebabkan efek rumah kaca semakin kuat, sehingga banyak panas yang terperangkap di atmosfer. Hal ini menyebabkan peningkatan suhu rata-rata yang siginifikan dapat terjadi dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu kita perlu menyeimbangkan antara gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia dengan kemampuan bumi untuk menyerap gas rumah kaca tersebut supaya tidak ada penambahan emisi gas rumah kaca di atmosfer (konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer seperti sedia kala). Untuk mencapai hal tersebut kita tidak boleh melakukan deforestasi secara besar-besaran serta melindungi hutan supaya bumi tetap bisa menyerap emisi gas rumah kaca, melakukan transisi ke bahan bakar bersih supaya menurunkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia, dan mengembangkan teknologi ramah lingkungan.

Pemanasan global ini memiliki dampak yang sangat luas dan kompleks terhadap kelangsungan kehidupan makhluk hidup di bumi. Untuk mengatasi permasalahan ini, kita perlu mengambil tindakan nyata dari seluruh dunia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan beradaptasi dengan perubahan iklim yang sudah terjadi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun