Mohon tunggu...
Najem salamy
Najem salamy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ordinary student

masih dalam fase belajar menulis teks

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pondok Pesantren Modern

4 November 2021   12:49 Diperbarui: 4 November 2021   12:57 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kehidupan Santri di Pondok Modern

Nama saya Ahmad Ramdhan Najem Khimsa Salamy,saya anak terakhir dari 5 bersaudara.saya tumbuh di ligkungan ang islami.Sejak TK hingga SD saya bersekolah di sekolah islam,begitu pula dengan kakak kakak saya.Saat itu saya masih SD saat kakak saya yang ke-4 memutuskan untuk meneruskan pendidikannya di dalam pondok pesantren setelah SD.

Karena itu saya sering mengunjungi kakak saya yang berada di pondok pesantren dan dalam hati saya mulai tertarik dengan kehidupan di dalam pondok pesantren."sepertinya seru nih di pondok,banyak temen nya lagi"ucap saya dalam hati.tidak lama setelah itu saya memutuskan untuk bilang ke orang tua saya bahwa saya ingin meneruskan Pendidikan saya seperti kakak saya saja,di pondok pesantren.Tapi pondok yang saya dan kakak saya tempati itu bukan pondok pesantren syalaf,tapi pondok pesantren modern.

Di pondok itu para santriwan dan santriwati masih diberi kesempatan untuk bermain laptop setiap hari minggu dalam batas waktu jam 8 pagi hingga adzan ashar bekumandangan.bagi kita yang tidak pernah bermain gadget pada hari hari biasa seperti hari senin hingga sabtu sangat bersyukur masih diberi kesempatan tersebut.pondok saya juga memiliki supermarket pribadi agar para santri tidak kesusahan untuk memenuhi kebutuhan seperti sabun mandi,shampoo,pasta gigi,snack,dan lainnya.

di sana kita dapat jatah makan 3 kali sehari dan untuk baju kita diberi fasilitas laundry.jadi kita tidak masak makanan kita sendiri dan tidak mencuci baju kita sendiri.setiap hari minggu santriwan dan santriwati memiliki izin untuk dikunjungi para wali santri.kita jga diberi izin pulang untuk 1 hari 1 malam setiap 2 bulan sekali.

Dengan fasillitas dan kebijakan yang pondok saya berikan pasti membuat orang berpikir bahwa pondoknya terlalu memanjakan,tapi agenda di dalam pondok saya juga tidak main main.walaupun tidak sepadat pondok pesantren pada umumnya tapi pondok saya tidak kehilangan jati dirinya sebagai tempat menuntut ilmu agama.bedanya di pondok saya ilmu agama dan ilmu umum ditargetkan untuk didapatkan keduanya dalam waktu 6 tahun bagi yang memulai mondok sejak SMP dan 3 tahun untuk yang baru masuk saat SMA.

kami memulai hari dari jam 3.30 dini hari untuk melaksanakan sholat tahajud Bersama di masjid dan menunngu waktu shubuh.setelah sholat shubuh berjamaah para santri kembari ke asrama untuk mengaji al-Qur.an sampai hari mulai terang.setelah sholat dhuha kita berangkat ke sekolah untuk belajar ilmu umum sampai siang.

Sekolah kami masih milik pondok,jadi didalam sekolah peraturan peraturan pondok tetap diterapkan.kami punya waktu untuk tidur siang setelah sekolah umum berakhir.setelah ashar kami memulai kelas sesuai jurusan yang dipilih.untuk jurusan Bahasa arab memulai kelas di Gedung sekolah,untuk jurusan tahfidz atau penghafal al-Quran di masjid,dan untuk jurusan kitab kuning di asrama.

kami belajar hingga maghrib lalu makan malam.setelah jama'ah isya' kita pergi ke Gedung sekolah untuk diniyah atau sekolah malam.untuk sekolah malam kita belajar agama,seperti belajar mengartikan kitab dan belajar fiqih.kita mulai kelas alam setelah isya' dan berakhir jam 9.30 malalm.setelah itu santri 

Kembali ke kamar masing masing untuk belajar atau mengerjakan tugas dari guru sekolah ataupun ustadz.ada santri yang langsung tidur setelah sekolah malam,ada juga yang begadang untuk sorogan atau tambahan ngaji kitab Bersama ustadz hingga dini hari,ada juga yang sekedar begadang untuk makan dan berbincang bincang.sayangnya saya termasuk santri yang begadang hanya untuk guyon.

6 tahun saya di pondok pesantren merasa kurang karena saya sendiri yang tidak mengasah kemampuan saya sendiri.saya remeh dan akhirnya menyesal karena belum bisa apa apa setelah lulus.tapi saya tetap bangga karena saya santri dan tidak akan melupkan jasa pondok pesantren yang sudah menemani saya tumbuh saat masa puber yang pasti emosinya masih labil.disana saya merasa sangat tekontrol dalam hal bermain,lawan jenis,dan tentu saja rasa malas.jika ada kesempatan Kembali mungkin saya akan Kembali untuk menembel kekurangan saya yang tidak sempat saya penuhi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun