Menyimak beberapa kasus akhir akhir ini, saya berkeyakinan yang mempunyai nurani keguruan, apapun profesi yang disandang/diamanatkan akan merasa terusik, kasus kasus perkosaan, prilaku prilaku aneh anak anak sekolah yang merayakan kelulusan yang begitu banyak di posting di wall jejaring sosial seperti facebook dan begitu banyak mendapat tanggapan dari nitizen. begitu juga saya yang mendapat amanah sebagai guru rasa terusik ini saya coba damaikan dengan banyak berdiskusi terhadap sahabat seprofesi lewat grup grup (facebook , whatsap atau grup BBM) insyaAllah ini sebagai wujud rasa kepedulian kami terhadap perkembangan dinamika  akhir akhir ini.
tulisan ini bagian dari satu pemikiran yang mungkin ada manfaatnya, setidaknya saya mencoba mencari satu solusi untuk membentengi dari expansi negatif dari perkerbangan kemajuan zaman, yang mau tidak mau yang suka atau tidak suka harus kita terima dan antisipasi semakin negatifnya dari dampak yang timbul.
ada mata rantai yang tidak pernah putus dari hukum sebab akibat, sebagai contoh beberapa kasus anak anak didik yang menyimpang dari koridor standar ADAB ( karakter budaya ketimuran ), maraknya kasus kasus Negatif seperti kasus perkosaan yang dilakukan oleh anak anak di bawah umur, mengkomsumsi minuman keras yang jelas jelas merusak otak dan watak serta kejiwaan, kenakalan generasi muda yang melampai batas norma ketimuran dan lain lain sebagainya, yang sangat menyedikan tidak sedikit kegagalan proses pendidikan dominan menyerang keberadaan guru guru di lembaga Formal yang di VONIS gagal dalam mendidik. padahal bila kita kaji lebih dalam mata rantai sebab akibat banyak komponen yang mewarnai dari proses tugas guru dalam MENDIDIKÂ PEMBENTUKAN KARAKTER.
Kasus guru yang masuk Bui hanya karena mencubit siswa, kasus guru yang berurusan hukum hanya karena memukul atau memotong rambut, (padahal tindakan ini semua masih dalam koridor mendidik) dan banyak kasus kasus yang tidak terungkap secara terbuka bagian dari melemahnya ikhtiar guru dalam mendidik, bukan bermaksud membela guru secara berlebiihan, dikarenakan proses proses ini secara tidak sadar KITA SEMUA telah melemahkan wibawa guru untuk mendidik, sebagian besar yabg nembela hanya berpayung dengan HAM, bila kita kaji secara dalam tidak sedikit yang membawa efek yang super terhadap anak anak didik, HAM yang seharus nya melindungi arah kebebasan dalam menjaga Martabat di salah artinya KEBEBASAN DALAM SEGALA SEGI termasuk kreasi kreasi yang merusak MORAL dan AKIDAH.Â
Guru guru formal saat ini seperti menghadapi dilemma yang begitu sulit, peserta didik dikerasi jangan jangan nanti bermuara dengan urusan HUKUM, terlalu di lembuti peserta didik kehilangan kendali dalam memaknai HAM, akibatnya terlalu bebas jadi LIAR, berekpresinya anak anak laki laki sekedar untuk mendapat perhatian yang berprilaku kewanitaan dan sebaliknya, tidak mustahil dengan berpayung HAM mengarah kepada nyalahi kodrat dalam berekpresi.
Negara lewat Lembaga Legislatif sebetulnya kita semua bisa berharap terbitnya rambu rambu yang bisa membentengi makin rusaknya Karakter Karakter yang positif, tapi dalam kenyataannya sebagian produk hukum tidak sedikit mala melindungi hal hal yang bisa menjadi perusak, seperti berita barusan saya baca, DepartemenDalamNegeri Mencabut Perda Minuman Keras (masih perlu konfirmasikebenar berita) semoga saja hanya sekedar isu politis, bilainibenarpatutjadirenungan.kitabersamakarenabilakitakaji dari kasus kasus perkosaan yang dilakukan anak anak kemarin, diceritakan anak anak tersebut dalam kondisi mabuk? apa yang dapat kita harapkan
satu cara terakhir lewat benteng benteng keluarga yang masing masing dapat menjaga dari semua efek negatif serangan expansi kemajuan zaman, dalam Agama Islam sudah sangat jelas, nasehat dari ayat ayat Al Qur an, jagalah diirimu dan keluargamu dari Api Neraka, kita jangan terbuai dengan kata Neraka dalam arti sebenarnya, kecilkan dahulu arti Neraka yang kita hadapi di dunia, dimana tidak sedikit rumah tangga bak panas dalam Neraka Jahaman, oleh kesalahan kita berpikir dan bertindak, baik lewat pasangan hidup, anak anak kita dst dst, yang pada akhirnya akan membawa dampak terciptanya NERAKA dalam masyarakat yang di hantui oleh kasus kasus kejahatan, ( perkosaan, Pencurian dengan kekerasan Jambret, Penodongan dan lain lain sebagainya.
Hanya KepadaNYA kita kembali, semoga kita semuanya diberi kekuatan untuk menjadikan syurga syurga Dunia lewat keluarga masing masing, bukan mala menciptakan nerakja neraka dunia.
wallahualam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H