Mohon tunggu...
Najamuddin Kgs
Najamuddin Kgs Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Guru disalah satu SMK Negeri Kabupaten OKU

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembentukan karakter lewat pendekatan religi

18 Mei 2015   10:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:52 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dinamika kehidupan bermasyarakat saat ini penuh dengan intrik intrik yang jauh dari nilai nilai Agama, dapat kita simak betapa setiap suatu kejadian selalu mengalami kontra yang cukup hangat, jadi polemik yang bertautan yang dikomentari oleh user media sosial, menurut saya salah satu sebab semua prilaku yang mengambarkan karakter prilaku bisa dipastikan jauh dari nilai nilai Agama ( "Apapun", Islam, Kriten, Budha, Hindu )

Bila kita bandingkan dengan dengan apa  apa yang dilakukan oleh beliau beliau yang menyandang gelar Ustadz, Kiyai, Biksu, Romo atau yang menyandang gelar gelar ke agamaan yg di akui di Negara kita, CENDERUNG lebih positif dan diterima dari para user medsos, ada yang menggelitik saya, kenapa demikian, satu kemungkinan yang dominan beliau beliau ini dalam semua tindakan dan karekter yang sudah mendarah daging cenderung mengaktualisasikan ajaran ajaran agama masing masing.

saya yang telah ditakdirkan berkecimpung didunia pendidikan dengan amanah di pundak sebagai GURU, TERKADANG cukup terusik dengan beberapa komentar, dari setiap kejadian yang kemudian dikomentari cenderung menyoroti sebab musabab dari GAGALNYA PEMBENTUKAN KARAKTER didunia pendidikan.

Tulisan ini bukan bermaksud untuk mengelak dari semua tuduhan sebab musabab gagalnya  PROSES PENDIDIKAN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER yang menyebabkan semua prilaku (apa lagi pemangku amanah ) yang menyimpang dan banyak disoroti oleh para komentator, Tetapi saya mencoba mengambil suatu pembelajaran dari kasus ini,

Pembentukan Karakter khususnya peserta didik, yang saya coba dari pendekatan nilai nilai Agama jauh lebih menyentuh dan meresap dalam diri anak anak, sayangnya pengetahuan Agama saya jauh dari kurang, dari sinilah saya terus mencoba untuk menambah nilai nilai pengetahuan Agama yang saya anut, terus bersama sama rekan rekan guru mengggali, mengkaji dan mengamalkan nilai nilai spritual,

suatu hal yang sangat mustahil bila yang kita sampaikan untuk proses pembentukan karakter dalam diri  kita sendiri jauh dari nilai nilai yang kita sampaikan, tidak perlu berdebat, hal ini bisa kita ukur sejauh mana apa yang kita sampaikan akan menyentuh dan meresapi kepada yang disampaikan!

Islam mengajarkan untuk menjadi tauladan dahulu, kemudian baru bisa untuk menjadi penerus tuntunan kepada orang lain, dalam hal ini pada dunia pendidikan , GURU sudah sepatutnya untuk terus menjadi Tauladan bagi peserta didik dalam segala hal dan semua Lini ( Berat Memang ), tetapi setidaknya bila Kompetensi Utama yang dimiliki guru dipadukan dengan nilai nilai nilai religi yang kuat akan memancarkan aura Ketauladanan bagi orang lain.

Dan saya tetap berkeyakinan, bagi rekan rekan beragama lainpun yang sangat religius, Baik Kristen Protestan dan Katolik, Hindu atau Budha semua nasehat untuk pembentukan Karakter akan jauh lebih menyentuh rasa peserta didik.

Dari kasus singkat ini ada satu harapan kedepan dalam system perekrutan guru, intrumen pegukuran nilai nilai religius bagi calon calon guru kedepan lebih dikedepankan, tidak mustahil akan lahir para pemangku amanah yang lebih religius yang cenderung memancarkan aura aura keteduhan dalam kehidupan Berbangsa dan Bertanah Air.


Salam Indonesia Raya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun