Mohon tunggu...
Najah Muchsin Sanin
Najah Muchsin Sanin Mohon Tunggu... Mahasiswi

Sebagai seorang mahasiswi yang penuh semangat dan berjiwa kreatif, saya menemukan kebahagiaan dan pemenuhan diri dalam dunia menulis. Saya sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas negeri. Meskipun dunia akademis memiliki tantangan dan tuntutan yang tinggi, saya selalu menemukan waktu untuk mengembangkan softskill maupun hardskill saya, salah satunya dengan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Membangun Kedokteran yang Etis dengan Kecerdasan Buatan: Menyusun Model Kolaboratif untuk Masa Depan

15 September 2023   11:34 Diperbarui: 15 September 2023   11:37 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh marionbrun dari Pixabay 

Pada era modern yang dipenuhi dengan inovasi teknologi, perkembangan artificial intelligence (AI) dan machine learning telah menjadi fokus utama dalam perubahan dinamika dunia kesehatan. Dalam sebuah artikel berjudul "The Future Ethics of Artificial Intelligence in Medicine: Making Sense of Collaborative Models" pada jurnal "Science and Engineering Ethics", penulis secara mendalam menggali peran yang dimainkan oleh dokter medis, perancang AI, dan pemangku kepentingan lainnya dalam menjadikan AI dan pembelajaran mesin sebagai alat yang dapat diterima secara etis dalam praktik kedokteran melalui pengambilan keputusan bersama. Artikel ini menghadirkan empat model desain alternatif yang mengeksplorasi penerapan teknologi AI dalam perawatan pasien, yaitu model bukti biasa, model desain etis, model kolaboratif, dan model musyawarah publik.

Menghadapi Tantangan Etika dalam Dunia Kedokteran

Sejak awal, artikel ini memberikan pandangan yang jujur dan tajam mengenai tantangan yang dihadapi oleh penggunaan AI dalam dunia medis. Teknologi AI memiliki potensi luar biasa untuk meningkatkan pengambilan keputusan, prosedur diagnostik, peramalan penyakit, perawatan pasien, dan pencegahan penyakit. Namun, kita tidak dapat menutup mata terhadap sejumlah masalah etika yang muncul seiring dengan penerapan AI ini. Diantaranya adalah risiko kesalahan dan bias, kurangnya transparansi, dan kurangnya akuntabilitas dalam keputusan yang diambil oleh sistem AI. Dalam menghadapi tantangan ini, artikel ini menjadi bimbingan penting yang membantu kita untuk menguraikan solusi yang dapat diterima secara etis.

Pendekatan Kolaboratif: Sebuah Harapan yang Bersinar

Salah satu poin utama yang muncul dalam artikel ini adalah pentingnya kolaborasi antara dokter medis, perancang AI, dan pemangku kepentingan lainnya dalam desain dan penerapan AI dalam kedokteran. Model kolaboratif yang diusulkan dalam artikel ini bukan hanya cerminan dari idealisme, namun juga muncul sebagai solusi yang paling menjanjikan untuk mengintegrasikan teknologi AI dalam praktik kesehatan.

Model kolaboratif memfokuskan peran dokter medis dan ahli bioetika dalam desain algoritma serta meningkatkan pemahaman mereka tentang kecerdasan buatan dalam konteks aplikasi medis. Ini bukan hanya sebatas pembaruan teknis, tetapi juga memperkuat literasi AI dokter, mengatasi keterbatasan model bukti biasa dan model desain etis. Model ini menempatkan dokter dalam posisi yang kuat untuk memandu perkembangan AI sehingga dapat mengakomodasi prinsip-prinsip etika medis yang mendasar.

Menghindari Paternalisme: Model Bukti Biasa

Model bukti biasa, yang juga diuraikan dalam artikel ini, mengedepankan kepercayaan pada bukti medis yang layak dan relevan. Dokter medis di sini memainkan peran penting sebagai penilai yang bijak, menggabungkan keahlian medis mereka dengan komitmen terhadap prinsip-prinsip etika dalam praktik kesehatan. Model ini memperingatkan kita tentang bahaya mempercayai AI secara membabi buta tanpa mempertimbangkan sumber informasi yang digunakan, yang pada akhirnya dapat menghasilkan tindakan paternalistik yang tidak sesuai dengan etika medis.

Penekanan pada Relevansi dan Keahlian: Model Desain Etis

Selain itu, artikel ini mengulas model desain etis, yang mendorong penggunaan AI yang etis melalui perancangan yang bertanggung jawab. Model ini menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang keterbatasan AI dan konsekuensi etis yang mungkin timbul dari penggunaannya. Ini merupakan peringatan penting bahwa teknologi AI bukanlah entitas yang berdiri sendiri, tetapi harus terus dihubungkan dengan prinsip-prinsip etika medis dan norma-norma yang ada dalam praktik kesehatan.

Mengakui Suara Publik: Model Musyawarah Publik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun