Mohon tunggu...
Najah Muchsin Sanin
Najah Muchsin Sanin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Sebagai seorang mahasiswi yang penuh semangat dan berjiwa kreatif, saya menemukan kebahagiaan dan pemenuhan diri dalam dunia menulis. Saya sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas negeri. Meskipun dunia akademis memiliki tantangan dan tuntutan yang tinggi, saya selalu menemukan waktu untuk mengembangkan softskill maupun hardskill saya, salah satunya dengan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Hidup Abadi di Dunia Digital: Apa Artinya Kematian dalam Era Virtual Reality?

4 September 2023   10:04 Diperbarui: 4 September 2023   10:08 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era kontemporer yang semakin didominasi oleh teknologi, pertanyaan tentang makna hidup, kematian, dan eksistensi manusia telah mengalami transformasi yang signifikan. Kemajuan dalam teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dengan fokus khusus pada perkembangan dunia virtual dan virtual reality (VR), telah membawa kita ke dalam domain inovatif yang menghadirkan dilema filosofis yang signifikan. 


Dunia Virtual Reality: Antara Mimpi dan Kenyataan

Virtual reality (VR) adalah teknologi yang memungkinkan pengguna untuk mengalami lingkungan buatan yang meniru dunia nyata, seringkali dengan menggunakan perangkat khusus seperti headset VR. Teknologi ini telah membuka pintu untuk pengalaman yang sebelumnya hanya bisa kita bayangkan dalam mimpi atau cerita fiksi ilmiah. Namun, pertanyaan mendasar tentang identitas dan eksistensi manusia muncul ketika kita mempertimbangkan bagaimana VR dapat memengaruhi persepsi kita tentang hidup dan kematian.

Dalam VR, pengguna dapat menciptakan avatar digital yang mewakili diri mereka sendiri atau bahkan individu yang sudah meninggal. Mereka dapat berinteraksi dengan avatar-avatarnya, menjalani kehidupan digital yang seringkali mengabaikan batas waktu dan kematian. Di dalam dunia virtual reality, pemahaman konvensional tentang kematian, yang umumnya berlaku di dunia fisik, tampaknya kehilangan signifikansinya. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang apa arti kematian dalam konteks virtual.

Identitas Digital dan Kematian

Identitas adalah konsep fundamental dalam pemikiran manusia, dan pertanyaan tentang identitas digital semakin relevan dalam era VR. Ketika kita menciptakan avatar yang mewakili diri kita sendiri dalam dunia virtual, apakah eksistensi kita benar-benar terwujud di sana? Apakah avatar tersebut merupakan perpanjangan dari diri kita, ataukah itu adalah entitas mandiri? Pertanyaan-pertanyaan ini mengeksplorasi aspek-aspek unik tentang identitas di era digital.

Ketika avatar dapat eksis tanpa batas waktu dalam dunia virtual, pertanyaan-pertanyaan klasik tentang kematian menjadi lebih kompleks. Apakah kematian hanya relevan dalam konteks fisik? Atau apakah kita dapat mengalami "kematian" dalam dunia virtual? Hal ini mengangkat gagasan kematian simbolik atau metaforis, yang mungkin memiliki makna yang berbeda dalam konteks virtual.

Pengalaman Kematian dalam VR

Beberapa pengembang VR telah mencoba menyelidiki pengalaman kematian dalam dunia virtual. Mereka menciptakan pengalaman di mana pengguna dapat merasakan apa yang terjadi setelah kematian, seperti melayang di atas tubuh mereka sendiri atau menghadapi jalan terang menuju keabadian. Meskipun ini adalah upaya untuk memberikan wawasan tentang misteri kematian, pertanyaan etis muncul tentang apakah kita seharusnya memainkan peran seperti itu dalam VR.

Pengalaman kematian dalam VR membuka potensi untuk mengubah pandangan manusia tentang kematian. Jika seseorang dapat merasakan kematian dalam VR dan mengalami perasaan kedamaian atau pengalaman transenden, bagaimana hal ini akan memengaruhi persepsi mereka tentang kematian dalam dunia nyata? Mungkin ini hanya akan menjadi bentuk pelarian dari kenyataan atau cara untuk meredakan ketakutan akan kematian.

Eksistensi Digital: Apakah Kita Hanya Terdiri dari Bit dan Byte?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun