Hubungan politik dan ekonomi yang terjalin antara amerika dan arab saudi sudah berlangsung sejak tahun 1933. Diawali dengan adanya perusahaan milik amerika serikat (standard oil of california) memulai kontrak kerja mereka dengan sebuah perjanjian dengan kerajaan arab saudi dalam menjalankan suatu eksplorasi minyak di wilayah arab saudi. Dalam perjanjian tersebut berisikan tentang hak eksklusif tang di berikan kepada perusahaan milik amerika serikat dalam mengekploitasi, mengolah hingga memasarkan minyak yang di hasilkan dari hasil bumi milik saudi arabia. Hingga pada tahun 1938 perusahaan minyak milik amerika serikat lainnya (standard oil of new jearsey/exxonMobil) juga membuat kontrak perjanjian yang serupa dengan milik standard oil of california dengan arab saudi. Hingga ExxonMobil mendirikan sebuah perusahaan yang memiliki hubungan kerjasama antara amerika setikat dan arab saudi yang bernai aramco atau Arabian American Oil Company. Hubungan perminyakan antara amerika serikat dan arab saudi berlangsung cukup lama dan terus mengalam perkembangan seiring berjalannya waktu. Pada tahun 1980-an, arab saudi menyandang sebagai salah satu negara produsen minyak terbesar di dunia dan amerika serikat menyandang sebagai negara kondumen minyak terbesar di dunia.
Kerja sama yang terjalin cukup lama tersebut masih berlangsung hingga saat ini meskipun pada saat ini terdapat fluktuasi dalam dinamika pasar minyak global dan peruban kebijakan energi dari banyak negara. Presiden Amerika Serikat saat ini Joe Biden mengajukan permohonan terhadap Arab Saudi yang merupakan anggota negara dari OPEC (Organizatin of The Petroleum Exporting Country) yang emngajukan permintaan sekaligus permohonan unurk meningkatkan produksi minyaknya, namun permohonan tersebut mendapatkan penolakan dari pangeran sekaligus putra mahkota kerajaan arab saudi Mohammed Bin Salman (menjabat sebagai perdana menteri arab saudi). Jika dilihat dalam perseptif neoriberalism keputusan yang di ambil tersebut merupakan bagian dari strategi yang di dukung oleh beberapa pertimbangan seprti pertimbangan ekonomi, dan geopolitik negaranya, yang memiliki ketergantungan dengan prinsip prinsip neoliberalism.
Dalam persepektif penulis strategi yang di ambil oleh Arab Saudi sebagai negara yang cukup bergantung dengan pendapatan minyak milik negaranya, dengan mengambil keputusan dapat di sepkulasikan bahwa arab saudi ingin mengurangi ketergantungan negaranya pada pasar minyak global dan mencari alternatif sebagi sumber pendapatan negaranya. Hal ini sejalan dengan dengan prinsip prinsip milik neoliberalim yang mendukung diverisivikasi ekonomi dan secara perlahan mengurangi ketergantungan pada satu sektor saja.
Teori neoribleralism muncul dalam studi hubungan internasional pada tahun 1990an dan menjadi suatu perspektif yang baru dengan memfokuskan pada cara untuk melakukan suatau kerja sama internasional di antar IO dan aktor non negara. Perkembangan dari prinsip dan pendapat utama dati teori ini semikin pesat terutama semenjak usainya perang dunia ke-II, dengan menggunakan teori yang mengkaji mengenai kerjasama internasional. Neoliberalism merupakan bagian dari salah satu teori klasik dari hubungan internasional. Hubungan yang terjalin antara aktor satu dan lainnya baik negara atau bukan dalam situasi kooperatid dan kompetitif yang saling bergantung. Dengan begitu kebijakan atau tindakan yang dilakukan oleh satu aktor akan berdampak besar terhadap aktor lainnya. Kerja sama yang di lakukan dengan sistem yang cukup kompleks ini di dasarkan oleh kepentingan bersama. Dalam sistem yang anarki, neoliberalism lebih fokus pada sistem perekonomian dan juga pasar global sebagai bagian dari cara dan solusi dalam mensejahterahkan rakyat. Neoliberalism sendiri memiliki pemahaman bahwa ekonomi dan rezim dapat mengontrol suatu sistem ekonomi dunia. Ekonomi dunia merupakan sektor utama yang menciptakan rasa saling ketergantunagn antara para aktor yang bersangkutan. Kareana pada dasarnya ekonomi memenuhi sebagian besar dari kepentingan yang di buat oleh negara dan juga dapat mengurangi potensi terjadinya konflik. Bahwa dengan adanya sisten dan struktur dunia yang anarkis dapat mendukung dan menjadi peluang yang cukup baik dalam melakukan kerjasama di dalam sektor ekonomi dalam perdangan yang mengunguntunggkan dan saling bergantung. Dasar dari kerja sama yang di lakukan pasti cukup beragam tergantung dengan kepentingan utama dari negaranya masing masing, namun pada dasarnya kerja sama yang terjalin terjadi karena rasa saling membutuhkan satu sama lain. Kehidupan di dunia internasional memiliki cangkupan yang cukup besar baik di bidang ekonomi, politik, sosial, lingkungan, kebudayaan, pertahanan, dan keamanan. Dari banyaknya kepentingan yang harus tercapai tersebut menjadikan timbulnya bermacam masalah dan kepentingan negara yang membutuhkan sebuah kerjasama untuk menemukan titik terang atau solusi dalam penyelesain masalah yang di alami.
Dalam menjalin kerja sama, neoliberalism sering melakukan pembentukan perjnajian perdamaian bebas ( area perdagangan bebas dan perjanjian investasi) free trade area and investment agreements, pengurangan hambatan tarif, nontarif yang dapat menghalangi arus laju modal, barang dan jasa antar negara. Penganut ekonomi neoliberalim berpemdapat bahwa adanya pemberlakuan penghapusan hambatan perdaganagn dapat menjadi sebuah keuntungan bagi negara negara dengan memaksimalkan keuntungan dari keunggulan komparatif masing masing sehingga dapat mencapai efisiensi dalam ekonomi. Mendukung sektor publik dan deregulasi sebagai cara dalam mendorong pertumbuhan. Bahwa dengan memberi ruang yang lebih luas bagi pasar dan swasta, maka dari situ akan tercipta suatu inovasi, alokasi sumberdaya, dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Namun neoliberalism juga dapat menyebabkan penurunan peran negara dalam perlindungan kepentingan masyarakat, dalam sektor lingkungan, hak kerja, dan kesejahteraan. Pasar bebas sendiri tidak mampu mengatasi masalah sosial dan ekonomi secara adil dan berkelanjutan sehingga peran pemerintah masih diperlukan.
Dalam studi kasus yang angkat pemutusan kebijakan arab saudi dlam memutuskan hubungan minyaknya dengan Amerika Serikat dapat di toleransi karea hal ini mendorong adanya lbibetaisasi perdagangan dan masuknya investasi baru, dan juga mengurangi peran negara dalam mengatur sektor perekonomiannya. Sebagai salah satu bagian dari produsen minyak terbesar di dunia, sedangkan arab saudi yang memiliki kepentingan domestik strategisnya dalam mejual hasil buminya yaitu minyak ke pasar internasional. yang berati arab saudi ingin melebarkan laju pasarnya yang lebih luas lagi dan memperkecil hambatan perdagangan yang memiliki potensi menghambat ekspor minyak milik negaranya. arab saudi sebagai negara produsen minyak memiliki keinginan dalam memtahanakan dam memperluas konsumen pasarnya. arab saudi sendiri dapat mempertimbangakn strategi, yang termasuk memutuskan hubungan minyaknya dengan Amerika Serikat, demi mempengaruhi harga minyak di pasar global. keputusan yang diambil oleh Arab Saudi tidak semata mata hanya karena alasan yang telah dipaparkan di atas namun terdapat banyak faktor juga menjadi pendukung dalam mendorong keputusan tersebut seperti faktor ekonomi, politik, dan strategi keamanan negaranya. kepentigan lainnya seperti geopolitik, stabilitas regional, persaingan yang terjadi dalam pasar minyak internasional juga menjadi faktor pendukung selanjutnyyang menjadi pendorong besar dalam pengambilan keputusan yang di ambil oleh arab saudi terkaiy dengan hubungan minyaknya dengan amerika serikat.Â
jika arab saudi memutuskan hubungan minyak dengan AS, maka hal ini akan mempengaruhi dan menganggu pasokan minyak global dan harga minyak di pasar internasional. dan yang pasti akan terjadi diatara kedua negara tersebut adalah hubungan diplomatik atara keduanya. hubungan minyak yang terjalin antara keduanya merupakan bentuk hubungan kerja sama bilateral yang terjalin natara arab saudi dan AS, sehingga hal tersebut akan sangat mempengaruhi hubungan bilateral keduanya secara keseluruhan. dampak ekonomi akan dirasakan oleh kedua negara tersebut baik AS maupu Arab Saudi. keamanan energi akan menjadi sektor yang mendapatkan dampak negatif dari kebijakan yang telah di ambil.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H